Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2014, 09:26 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Kelenjar prostat cenderung membersar dengan meningkatnya usia. Pembesarn biasanya dimulai pada usia 50 tahun. Gejalanya bervariasi dari yang ringan hingga berat. Dengan semakin membesarnya prostat, gejalanya juga akan semakin memburuk.

Pembesaran prostat bisa menyebabkan kesulitan atau tidak mampu berkemih. Gangguan medis ini juga bisa menyebabkan impotensi.

Dokter spesialis urologi dari RS Premier Bintaro Gideon FP Tampubolon mengatakan, prostat merupakan organ yang memproduksi prostaglandin. Jika organ ini terganggu makaproduksi prostaglandin juga terhambat. 
 
"Prostaglandin penting untuk proses ereksi dan ejakulasi. Sehingga jika produksinya terganggu akan menyebabkan gangguan pada proses tersebut," kata dia dalam media gathering bertajuk "Laser untuk Penanganan Terkini Pembesaran Prostat dan Batu Saluran Kemih" di Tangerang Selatan, Kamis (12/6/2014).
 
Selain memproduksi prostaglandin, prostat juga berfungsi sebagai organ yang memproduksi enzim asam sitrat fosfatase dan fibronolisin yang berfungsi dalam liquifaksi semen atau cairan mani. Saat dikeluarkan, cairan mani harusnya tidak terlalu kental. Dan itulah peran dari enzim-enzim tersebut.
 
Prostat juga berfungsi untuk memberi nutrisi bagi sel-sel sperma. Tujuannya supaya sel-sel sperma memiliki kualitas yang baik, misalnya mampu bergerak maju dan bentuknya normal.
 
Pembesaran prostat ditandai dengan gejala seperti sulit menahan kencing, sering kencing, dan sering kencing di malam hari. Selain itu, pembesaran prostat bisa diketahui dengan pancaran kencing yang lemah, kencing terputus-putus, harus menunggu sebelum kencing, mengedan, dan tidak mampu menahan kencing. Prevalensi kondisi ini adalah sekitar 57 persen pada pria usia di atas 60 tahun.
 
Pembesaran prostat bisa diatasi dengan obat-obatan atau pun pembedahan. Beberapa teknik lain yang tidak terlalu invasif antara lain terapi gelombang mikro untuk menghancurkan bagian dalam yang membesar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau