KOMPAS.com — Banyak penelitian membuktikan manfaat dari tawa untuk mengobati penyakit. Namun, bagaimana jika tertawa merupakan tanda dari penyakit? Seperti yang dialami oleh gadis kecil asal Bolivia ini, ia didiagnosis mengalami permasalahan otak serius karena tidak bisa berhenti tertawa dan terkekeh.
Awalnya, dokter mendiagnosis gadis berusia 6 tahun itu mengalami gangguan perilaku karena tidak mampu mengontrol tawanya. Namun, ketika dianalisis lebih jauh, gadis itu ternyata memiliki tumor di otaknya.
"Ia awalnya dianggap gila, bahkan kesurupan," kata Jos Lider Burgos Zuleta, dokter dari Advanced Medical Image Centre di Bolivia, yang menangani si gadis.
Burgos Zuleta kemudian menemukan bahwa penyebab sebenarnya dari kondisi yang dialami gadis itu adalah tumor otak. Ini baru disimpulkan setelah gadis itu menjalani pemindaian otak. Dokter menemukan adanya hamartoma atau tumor jinak kecil yang menekan lobus temporalis otak.
"Saat ini dokter sudah menghilangkan tumor tersebut, dan gadis itu kembali sehat. Ia sudah mampu menghentikan serangan tawa, dan tertawa secara normal," kata dia.
Solomon Mosh, dokter spesialis saraf anak dari Albert Einstein College of Medicine di New York, mengatakan, serangan tawa merupakan bentuk dari epilepsi yang jarang terjadi. Dalam istilah medis, epilepsi ini dikenal sebagai epilepsi gelastic.
Serangan tawa paling sering disebabkan oleh tumor pada hipotalamus, khususnya pada anak-anak. Meski demikian, serangan tersebut juga bisa disebabkan oleh tumor yang berada di area lainnya pada otak. Selain tertawa, gejala dari kondisi ini adalah menangis hebat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.