Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2014, 19:10 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Meski secara tampilan buah-buahan impor lebih unggul, namun buah tropis atau buah lokal sebenarnya memiliki banyak kelebihan. Salah satunya adalah rasanya yang segar dan lebih lezat.

Buah-buahan impor memang tampak lebih menggiurkan dan menggugah selera, tetapi rasanya cenderung lebih datar. Hal tersebut juga diungkapkan Dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK.

"Dibandingkan dengan buah apel atau pir, buah-buahan lokal rasanya lebih enak dan tajam," katanya dalam acara peluncuran varian Buavita Khas Nusantara di Jakarta beberapa waktu lalu.

Selain "menang" dalam urusan rasa, buah lokal juga memiliki gizi yang lebih baik karena tidak melalui penyimpanan lama atau pengawetan yang menurunkan kualitas. Buah impor bisa disimpan enam bulan hingga setahun, tetapi vitaminnya merosot.

Fiastuti menambahkan, cukup banyak buah lokal yang masuk dalam kategori superfruit atau buah dengan keistimewaan gizi. Misalnya saja pepaya, delima, stroberi, pepaya, atau buah naga. Buah markisa juga diketahui tinggi kandungan vitamin C-nya.

"Buah yang memiliki warna merah atau kuning kandungan antioksidannya tinggi. Selain itu buah tropis juga biasanya mengandung mineral tinggi, misalnya saja air kelapa atau sirsak," ujarnya.

Walau buah lokal memiliki kualitas yang bagus, tetapi terkadang buah-buahan ini harus dipromosikan dengan nama impor. Misalnya saja pepaya california dan pepaya hawaii yang sebenarnya merupakan varietas pepaya yang dikembangkan Institut Pertanian Bogor. Durian asal Bogor yang rasanya lebih lezat dari montong Thailang juga dinamai "montong lokal" untuk menarik minat konsumen.

Jalan untuk menjadikan buah lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri memang masih panjang. Apalagi konsumsi buah orang Indonesia tergolong masih rendah. Orang Indonesia baru mengonsumsi buah dan sayur sekitar 35 kg/kapita/tahun, sedangkan orang Jepang sudah mengonsumsi 150 kg/kapita/tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+