Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2014, 12:27 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber Dailymail

 

 

KOMPAS.com - Menggigit kuku merupakan kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan. Kebiasaan tersebut dapat membuat penampilan kuku tak lagi menarik. Namun, tidak hanya buruk bagi penampilan, kebiasaan tersebut juga bisa berakibat lebih buruk bagi kesehatan.

Menurut dokter kulit Richard Scher dari New York's Weill Cornell Medical College, kebiasaan menggigit kuku ternyata lebih merugikan daripada yang dipikir sebelumnya. Ini karena kebiasaan itu dapat meningkatkan risiko terinfeksi Salmonella, E. coli, bahkan terkena diare dan nyeri perut.

Bagian bawah pada ujung kuku merupakan "surga" bagi bakteri untuk berkembang biak. Dan tanpa lulus kuliah kedokteran pun, setiap orang harusnya mengerti menggigit-gigit bagian yang ditumbuhi koloni bakteri dapat membuat transmisi bakteri dari bagian tersebut ke dalam mulut.

Setelah masuk ke dalam mulut, bakteri bisa masuk ke dalam sistem pencernaan dan mengakibatkan infeksi gastro-intestinal. Kondisi itu seringkali berujung pada diare dan kram lambung akut.

Risiko tersebut bukan satu-satunya alasan untuk menghentikan kebiasaan menggigit kuku. Scher juga mengingatkan soal infeksi yang disebut paronikia atau kondisi medis yang ditandai dengan peradangan di sekililing dasar lipatan kuku (kulit yang ada disamping kuku) disebabkan oleh infeksi bakteri.

"Sobekan kecil pada ujung jari membuat bakteri bisa masuk ke dalam kulit," kata Scher.

Infeksi tersebut kemudian menyebabkan bengkak pada ujung jari dan membutuhkan penanganan medis seperti operasi bedah dan harus diobati dengan antibiotik dan antijamur.

Selain itu, orang dengan kebiasaan mengigit kuku juga harus menghadapi ancaman infeksi virus penyebab kutil yaitu human papilloma virus (HPV). Virus tersebut dapat menyebar dari jari ke mulut yang menyebabkan permasalahan pada mulut dan gusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau