Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2014, 10:17 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Tangan merupakan anggota gerak tubuh yang terbilang paling aktif. Fungsinya tak hanya untuk memegang, mencengkram, atau merasakan permukaan benda, tetapi juga untuk mengungkapkan ekspresi. Bila organ satu ini cedera, maka fungsi-fungsi tadi tak bisa dilakukan.

Sayangnya, kesehatan tangan seringkali bukan merupakan prioritas. Dokter spesialis ortopedi dari RS Premier Bintaro Lukman Shebubakar menilai, disepelekannya cedera tangan karena tidak terlalu mengganggu mobilitas, misalnya kesulitan berjalan seperti pada cedera kaki.

Cedera tangan yang sering terjadi antara lain mati rasa pada ujung jari, nyeri sendi tangan, patah tulang tangan, dan sebagainya. Penyebab cedera tangan secara umum ada 3 yakni, patah tulang yang mengenai bagian tulang, cedera pada jaringan lunak seperti otot serta urat, dan cedera yang mengenai sendi yang bisa dipicu oleh trauma.

"Apalagi jika cederanya tidak berupa luka yang terlihat, seperti patah tulang atau cedera otot atau tendon, akan lebih disepelekan," papar Lukman seusai seminar bertema "Orthopedic Update Arthroscopy and Hand Surgery" pada Sabtu (16/8/2014) di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan.

Selain itu, saat terjadi cedera kebanyakan orang juga memilih pengobatan non-medis untuk mengatasinya. Padahal menurut Lukman, saat diatasi dengan cara yang keliru, cedera tangan akan berakibat pada penurunan fungsi tangan.

Di tangan terdapat banyak sekali saraf, bahkan setengah sistem saraf yang tersambung dari otak berada di tangan. Maka tidak heran saat terjadi gangguan pada sistem saraf pusat, misalnya stroke, tangan merupakan organ yang terkena dampak paling besar. Cedera kecil seperti luka teriris pisau sudah mampu mengakibatkan kerusakan pada sel saraf ini sehingga bila tidak diatasi dengan tepat akan berakibat mati rasa pada ujung jari.

Selain itu, uniknya, pada tangan tidak terdapat otot, tetapi tendon yang berasal dari lengan. Karena itu, cedera tangan perlu diatasi dengan teliti supaya sambungan ini tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Cedera tangan, jelas Lukman, dapat diatasi dengan terapi non-operatif, seperti fisioterapi atau pemberian obat, dan terapi operatif. Terapi operatif perlu dilakukan salah satunya bila terjadi kerusakan pada sambungan saraf. "Bila begitu harus dilakukan sambung saraf," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau