Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2014, 14:11 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


OMPAS.com -
Karena penggunaan berlebihan pada tulang, otot, dan jaringan lainnya, atlet memang lebih rawan cedera. Sekali pun demikian, ternyata dibandingkan para atlet, orang awam justru yang paling sering mengalami cedera akibat olahraga. Hal ini karena mereka berolahraga dengan cara yang salah.

Menurut dokter spesialis ortopedi dari Rumah Sakit Premier Bintaro Sapto Adji Hardjosworo, risiko atlet untuk cedera justru lebih kecil karena mereka terlatih dengan baik. Mereka mengatahui bagaimana harus memulai, melakukan, dan mengakhiri olahraga.
 
"Berbeda dengan orang awam yang seringkali melakukan olahraga di luar kapasitasnya, caranya pun seringkali salah," paparnya pada Sabtu (16/8/2014) di Tangerang Selatan.
 
Kesalahan-kesalahan yang meningkatkan risiko cedera orang awam tersebut, di antaranya:
 
1. Tidak melakukan pemanasan dan pendinginan
Pemanasan yang cukup adalah kegiatan yang wajib dilakukan sebelum olahraga. Dengan pemanasan, tubuh siap untuk melakukan gerakan-gerakan dengan intensitas lebih tinggi daripada kegiatan biasanya. Bila tidak dilakukan, otot masih dalam kondisi tegang sehingga risiko cedera pun meningkat, misalnya otot robek hingga patah tulang.
 
"Banyak orang tidak pemanasan dulu karena waktu olahraganya mepet. Misalnya terlambat datang ke tempat futsal, begitu datang langsung saja main, lupa kalau harus pemanasan lebih dulu," ujar Adji.
 
Orang juga kerap melupakan pendinginan seusai olahraga. Padahal pendinginan juga dibutuhkan untuk memulihkan kondisi otot dan ligamen yang berkontraksi saat berolahraga.
 
2. Latihan yang salah
Kebutuhan olahraga setiap individu berbeda tergantung pada beberapa faktor, misalnya usia, jenis kelamin, tujuan olahraga, dan kondisi kesehatan secara umum. Namun tak jarang orang berolahraga tidak sesuai dengan kapasitasnya, misalnya terlalu lama, terlalu berat intensitasnya, atau terlalu sering. Misalnya jika anda mengidap sakit punggung atau lutut, maka lari bukanlah pilihan yang tepat.
 
3. Kondisi fisik tidak fit
Saat tubuh kondisi sakit, misalnya demam karena flu, sebagian orang justru memaksakan olahraga dengan harapan dapat merasa lebih sehat. Padahal saat tidak fit, tubuh justru lebih mudah cedera, apalagi bila latihannya tidak sesuai dengan kapasitas.
 
4. Kecelakaan
Untuk hal ini risiko orang awam sebenarnya sama saja dengan atlet. Pasalnya risiko kecelakaan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, seperti lawan bermain atau alat bantu olahraga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau