Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/09/2014, 15:51 WIB
Kevin Sanly Putera

Penulis

Sumber HEALTHDAY

KOMPAS.com — Mengurangi waktu duduk dan lebih aktif bergerak bukan hanya membuat kita bugar, melainkan juga memperpanjang usia karena DNA kita jadi lebih muda.

Sudah sejak lama para ahli mewanti-wanti bahaya duduk terlalu lama. Makin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk, makin pendek panjang DNA yang disebut telomer.

Telomer berfungsi untuk melindungi ujung kromosom. Seiring usia, telomer akan terus memendek hingga batas tertentu. Pada batas maksimalnya hingga telomer tidak bisa memendek lagi, maka sel akan mati.

"Data kami menunjukkan bahwa memanjangkan telomer adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan," kata Per Sjogren, pemimpin penelitian sekaligus profesor di Universitas Uppsala, Swedia.

Meski demikian, para peneliti masih berhati-hati terhadap kesimpulan penelitian ini karena skala penelitian kecil.

"Telomer telah menarik banyak perhatian beberapa tahun terakhir ini. Alasannya, telomer terletak di ujung kromosom dan terbukti penting untuk replikasi DNA serta ketahanan sel. Ketertarikan untuk mengetahui apa telomer berdampak pada kesehatan dan usia panjang seseorang semakin tinggi," ujar Sjorgren.

Telomer mencegah kromosom saling terpisah atau menyatu sehingga merusak kode genetik yang dibawanya. Namun, peneliti belum menemukan alasan pasti mengapa mengurangi posisi duduk dapat memperpanjang telomer. "Itu masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab," katanya.

Dr David Katz, Direktur Pusat Riset Pencegahan Universitas Yale, mengatakan, "Telah dibuktikan sejak lama bahwa semakin lama kita duduk setiap harinya, semakin berkurang pula sisa hidup kita. Orang yang hidupnya aktif cenderung berusia lebih panjang," katanya.

Menurut Katz, bukti-bukti kuat ini menunjukkan bahwa gaya hidup memengaruhi gen dan panjang telomer. "Studi ini melengkapi potongan informasi dengan menekankan bahwa terdapat hubungan antara pengurangan lama duduk dan pemanjangan telomer," katanya.

Studi tersebut mempelajari 49 orang berusia 60 tahun ke atas yang jarang berolahraga dan kelebihan berat badan. Peneliti mengambil sampel darah mereka dua kali dengan jarak enam bulan.

Para partisipan telah lebih dahulu mengikuti riset yang membagi mereka antara tetap melakukan rutinitasnya dan mengikuti program latihan baru. Hasilnya, kegiatan olahraga ternyata tidak berpengaruh pada panjang telomer, justru waktu duduklah yang paling terkait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau