Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2014, 08:16 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com
– Bunuh diri merupakan tindakan yang direncanakan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Bunuh diri tidak terjadi secara spontan, melainkan tindakan yang terjadi setelah dipicu berbagai macam hal.

Diantaranya mereka memiliki masalah dalam keluarga, depresi karena masalah cinta, masalah ekonomi, hingga masalah di lingkungan seperti dikucilkan. Masalah ini bisa membuat mereka berpikir bunuh diri untuk memecahkan masalah. Padahal, bunuh diri sama sekali bukan cara untuk menghilangkan masalah dari hidup.

“Salah satunya mereka merasa sendiri dan putus asa dalam menghadapi permasalahan kehidupan sehingga tidak bisa lagi melihat sisi sisi positif dari suatu kehidupan,” ujar Psikolog, Tiwin Herman dalam diskusi memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia di Hotel Ibis, Jakarta, Senin (15/9/2014).

Untuk itu, seseorang yang berpotensi melakukan bunuh diri pun dapat dikenali ciri-ciri atau gejalanya. Ciri-ciri ini sebaiknya dikenali agar Anda dapat ikut berperan mencegah seseorang melakukan bunuh diri. Berikut ciri-cirinya.

Perubahan sikap dan emosi
Seseorang yang berpikir untuk bunuh diri akan mengalami perubahan sikap maupun tingkah laku. Jika sebelumnya orang tersebut dikenal sosok yang ceria, maka akan berubah menjadi pendiam. Selain itu mudah tersinggung, cepat marah, gelisah, dan sulit tidur. Ketika mereka merasa tak sanggup lagi menghadapi masalahnya. Mereka juga akan merasa sedih dan sering menangis.

Menarik diri dari lingkungan
Ketika masalah datang, beberapa orang memilih untuk menyendiri. Secara perlahan, mereka kemudian menarik diri dari komunitas atau lingkungan. Mereka juga menjadi tidak bersemangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Membicarakan masalah kematian
Seseorang yang berpikir untuk bunuh diri juga bisa ditunjukkan dengan membicarakan masalah kematian. Misalnya mengeluarkan kalimat, “kalau begini aku mati saja”, “aku mau bunuh diri”, atau “buat apa hidup, lebih baik saya mati”.  Selain itu, mereka merasa putus asa, tak beharga, maupun tak berdaya dengan mengeluarkan kalimat “Saya tidak sanggup lagi”, “saya sudah tidak mampu lagi”, “saya telah gagal dan menjadi beban”, “orang lain akan lebih senang tanpa saya”, dan sebagainya.

Menyakiti diri sendiri
Gejala yang sudah cukup berat yaitu mulai menyakiti diri sendiri. Misalnya, tidak mau makan, menyayat tangan dengan silet atau pisau dan meminum obat nyamuk. Hal ini termasuk percobaan bunuh diri.

Memberikan barang atau uang secara khusus

Anda perlu curiga ketika kerabat dekat tiba-tiba memberikan barang kesayangannya secara tiba-tiba. Selain itu, bisa juga memberikan uang secara khusus tanpa alasan. Tak hanya itu, tiba-tiba ia juga meminta maaf pada orang-orang yang dikenalnya.

Fanatik pada agama atau sebaliknya
Selain gejala di atas, seseorang yang cenderung ingin bunuh ini juga bisa secara tiba-tiba fanatik kepada agama yang dianutnya. Bisa juga sebaliknya, yaitu tidak percaya pada tuhan.

Peran sahabat, keluarga, kekasih, maupun kerabat sangat dibutuhkan untuk mencegah seseorang melakukan aksi bunuh diri. “Kita harus bisa mengambil, bisa menangkap yang terisat dari yang tersurat. Hal yang tidak terucapkan,” kata Tiwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau