Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Posyandu Harus Bisa Jadi Wadah Pencegahan Stunting Primer

Kompas.com - 08/11/2024, 10:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerukan bahwa Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) harus bisa mejadi pusat untuk pencegahan stunting primer.

Praktisi kesehatan dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) mengatakan bahwa Posyandu harus berjalan baik dan memiliki fasilitas lengkap sebagai bagian dari upaya mencegah anak stunting.

"Program Posyandu harus berjalan dengan baik, dilengkapi fasilitas alat timbangan atau pengukuran panjang dan tinggi badan terstandar," kata Meta seperti yang dikutip dari Antara pada Kamis (7/11/2024).

Baca juga: Banyuwangi Bidik Zero Stunting 2030 Lewat Program Tanggap Stunting

Oleh karena itu, Meta mengatakan, para kader Posyandu harus dilatih untuk memberikan pelayanan pencegahan stunting, termasuk cara menimbang bayi dengan benar.

"Misalnya, bagaimana menimbang yang baik karena bayi di bawah dua tahun ditimbang dengan telanjang. Tapi yang seringkali terjadi, popoknya, semua ditimbang, dan itu hasilnya jadi tidak akurat," ujar Meta.

Meta menjelaskan bahwa Posyandu adalah bagian dari pencegahan stunting primer.

"Pencegahan primer artinya dilakukan pada anak-anak yang masih baik-baik saja, berat badan, tinggi badan, status gizinya, kenaikan berat badan setiap bulan juga normal menurut usianya," terangnya.

Di Posyandu, anak harus diukur dan ditimbang berat badan dan panjang badannya dengan alat yang terstandar dengan cara yang benar setiap bulannya.

Baca juga: Siapa Sasaran yang Tepat untuk Mencegah Stunting? Ini Kata IDAI...

Setelah dilakukan pengukuran tersebut, petugas Posyandu harus melakukan evaluasi terkait pertumbuhan anak.

Apabila, petugas kesehatan menemukan masalah seperti berat badan, panjang, dan status gizi yang kurang atau masalah pada kenaikan berat badan, anak harus dirujuk ke Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).

"Pastikan juga alur rujukan mulai dari Posyandu ke Puskesmas, Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dapat berjalan baik," kata dia.

Meta juga mengatakan bahwa ketersediaan stok vaksin anak juga perlu dipastikan untuk menyukseskan program imunisasi lengkap yang berpengaruh dalam pencegahan stunting.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 21,6 persen.

Walaupun terjadi penurunan angka stunting dari 2021 yaitu 24,4 persen, masih perlu upaya besar untuk mencapai target penurunan stunting pada 2024 sebesar 14 persen.

Baca juga: IDAI: Investasi di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak untuk Capai Zero Stunting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau