Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyuwangi Bidik Zero Stunting 2030 Lewat Program Tanggap Stunting

Kompas.com - 07/11/2024, 22:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com − Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menargetkan penurunan angka stunting hingga mencapai 0 persen pada tahun 2030.

Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Amir Hidayat, SKM, M.Si dalam rangkaian program Jelajah Gizi 2024 bersama Danone Indonesia di Kabupaten Banyuwangi, pada Selasa, (5/11/2024).

“Mudah-mudahan 2030 zero stunting. Kami akan berupaya untuk itu. Kami akan terus turunkan (dana) dan support semua pihak,” ujarnya.

Menurutnya, upaya pencegahan stunting tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak saja.

Diperlukan adanya kolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Banyuwangi.

Amir menambahkan bahwa penanganan stunting di Kabupaten Banyuwangi dilakukan melalui program Banyuwangi Tanggap Stunting yang terdiri dua basis dan tiga pilar.

Adapun dua basis yang ditekankan di dalam program ini, yakni ibu hamil dan batita, atau anak berusia di bawah tiga tahun.

Di dalam program ini, diberikan intervensi gizi untuk mencegah kelahiran bayi stunting pada ibu hamil, dan pada anak stunting, wasting, serta underweight.

Sedangkan tiga pilar dalam program ini, yakni identification by name, by problem, dan by address.

Baca juga: Paparan Asap Rokok Bisa Jadi Faktor Tak Langsung Penyebab Stunting

Pemanfaatan bahan pangan lokal untuk mencegah stunting

Bahan pangan lokal bisa jadi salah satu alternatif sumber pemenuhan gizi untuk mencegah stunting.

Untuk diketahui, stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang membuat seorang anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak-anak lain seusianya.

Menurut data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, yakni 21,6 persen.

Meskipun mengalami penurunan sebanyak 2,8 persen dari tahun sebelumnya, stunting masih menjadi permasalahan utama yang perlu diatasi oleh berbagai pihak, termasuk dari pemerintah dan berbagai lapisan masyarakat.

Danone Indonesia menghadirkan program Jelajah Gizi 2024 sebagai salah satu langkah untuk membantu mencegah anemia dan stunting di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menjelaskan bahwa pencegahan stunting bisa dimulai dengan menyediakan makanan bergizi, termasuk dari bahan pangan terjangkau yang bisa ditemui di sekitar kita.

Melalui program Jelajah Gizi 2024, diharapkan bahwa masyarakat Indonesia tidak hanya melihat makanan dari rasanya saja, tetapi juga dari kandungan gizinya, khususnya dari Kabupaten Banyuwangi.

“Jelajah Gizi ini (diadakan) untuk melihat the nutrition behind the food, gizi apa di balik makanan di Indonesia,” ujarnya.

Menyediakan makanan bergizi dipandang penting mengingat bahwa stunting masih jadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia.

“Hak untuk mendapatkan makanan bergizi itu adalah hak penting yang harus diberikan kepada anak di Indonesia,” tutupnya.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Jadi Faktor Penyebab Stunting, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau