"Kami sangat apresiasi kepada beliau yang sudah mulai mau berhenti merokok dan saya kirim surat ucapan terima kasih karena itu bukan hanya untuk rakyat, tetapi juga untuk dirinya," kata Nila di Gedung Kementerian Kesehatan, Rabu (5/11/2014).
Menurut Nila, persoalan berhenti merokok kembali kepada niat orang tersebut. Ia berharap merokok tidak diajarkan kepada generasi muda. Sebab, merokok merupakan pemicu berbagai macam penyakit.
"Saya kira, kembalikan ke kita. Yang penting, jangan didik anak kita untuk merokok," ujar Nila.
Susi sendiri menjadi sorotan publik setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja masa periode 2014-2019. Gaya hidup Susi sebagai perokok berat dan ada tato di tubuhnya menjadi perdebatan. Beberapa waktu lalu, Susi pun menyampaikan keinginan untuk berhenti merokok.
"Saya ingin berhenti merokok, sedang berusaha, tapi tidak akan bisa langsung sekaligus," kata Susi di hadapan ratusan warga Pangandaran saat acara temu warga dan nelayan Pangandaran, Sabtu (1/11/2014).
Dengan gaya bicara ceplas-ceplosnya, memakai bahasa Sunda, dan sesekali berbahasa Jawa, Susi mengungkapkan bagaimana caranya nanti untuk bisa berhenti merokok. "Ayeuna kan sugan opat jam sakali teu ngaroko. (Sekarang sudah bisa paling tidak empat jam satu kali merokok, red)," ujar Susi, menerangkan bagaimana upaya merealisasikan keinginannya untuk berhenti dari kebiasaannya tersebut.
Susi kini tampaknya mulai menyadari bahwa dirinya akan menjadi contoh gaya hidup bagi masyarakat, paling tidak untuk bawahannya di kementerian yang dipimpinnya saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.