JAKARTA, KOMPAS.com - Penderita diabetes melitus di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Saat ini, Indonesia menempati posisi kelima dengan penderita diabetes sebanyak 9,1 juta pendduduk.
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan 80 persen peningkatan terjadi pada penderita diabetes tipe dua. Adapun, diabetes tipe satu terjadi pada anak-anak dan disebabkan karena kerusakan pada organ pankreas.
"Diabetes tipe dua itu karena gaya hidup, olahraga kurang, dan dietnya,” ujar Kepala Balitbangkes Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Hasil riset kesehatan dasar Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan, prevalensi nasional penderita diabetes berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia di atas 15 tahun sebesar 5,7 persen yang tinggal di perkotaan. Kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 6,8 persen penderita diabetes di perkotaan.
”Prevalensi diabetes di Indonesia beranjak naik dari tahun ke tahun. Penderita yang terkena bukan hanya berusia senja, namun banyak pula yang masih berusia produktif,” kata Tjandra.
Gaya hidup yang tak sehat ini pun dapat dilihat dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2007. Berdasarkan data, penderita obesitas umum pada penduduk usia diatas 15 tahun sebesar 10, 3 persen dan sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional. Seperti diketahui, seseorang yang obesitas berisiko diabetes.
Selain itu, masyarakat yang kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6 persen dan kurang aktivitas fisik pada warga di atas usia 10 tahun sebesar 48,2 persen.
Bertepatan dengan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada hari ini, Tjandra mengingatkan masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat mulai dari menjaga asupan makanan hingga melakukan aktivitas fisik. Tjandra mengatakan, berdasarkan penelitian, olahraga 30 menit setiap hari dapat mengurangi risiko menderita diabetes tipe dua sebesar 40 persen.
Jika tidak dicegah, pada 2035 bisa meningkat menjadi 14,1 juta masyarakat Indonesia yang penderita diabetes.
Sementara itu, Direktur Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Akmal Taher mengatakan, Kementerian Kesehatan saat ini memprioritaskan langkah pencegahan dini melalui upaya preventif dan promotif untuk mengurangi angka diabetes di Indonesia.
“Intervensinya adalah promosi kesehatan untuk gaya hidup. Kemudian deteksi sedini mungkin orang yang mengalami diabet karena kalau dia sudah diabet, bisa komplikasi hampir semua organ kena, jantung, ginjal, kegemukan,” kata Akmal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.