Dalam uji coba, diketahui laser yang biasa dipakai untuk menghilangkan tato ternyata cukup efektif menghilangkan bekas jerawat antara 25-50 persen. Sinar laser yang dipakai dalam percobaan ini memakai dosis rendah dan lensa khusus.
Sebenarnya sudah ada laser lain yang umum digunakan untuk menghilangkan luka jerawat. Penggunaan laser untuk penghilang tato ini dianggap aman dan lebih efektif.
"Dengan laser ini persiapannya minimal dan hasilnya pun lebih cepat terlihat," Jeremy Brauer, seorang dokter kulit di Laser & Skin Surgery Center of New York.
Kulit wajah yang dipenuhi bekas jerawat memang bisa memberi efek psikologis yang buruk. Terlebih, bekas jerawat dapat merusak tekstur kulit dan sulit ditutupi make up, kata Dr Omar Ibrahimi, seorang dermatolog dan spesialis dalam pengobatan bekas luka.
Dalam penelitian tersebut, 15 perempuan dan l5 laki-laki menerima enam perawatan dengan laser khusus. Penelitian ini sebagian didanai oleh Cynosure, sebuah perusahaan yang menyediakan perawatan laser estetika, tapi Cynosure tidak terlibat dalam pengumpulan atau analisis data.
Kemudian satu dan tiga bulan setelah terapi didapatkan pengurangan bekas jerawat berkisar 25-50 persen. Hasil analisa tiga dimensi juga memperlihatkan pengurangan bekas jerawat sampai 24 persen.
"Penggunaan laser apapun membawa risiko, tetapi tingkat rasa sakit dan ketidaknyamanan untuk perawatan ini sangat rendah", kata Brauer.
Para responden dalam penelitian ini tidak diberikan anestesi dan mengungkapkan sensasi lasernya bervariasi mulai dari rasa panas sampai seperti ditusuk peniti.
Setelah terapi, kulit akan sedikit bengkak dan berwarna merah muda seperti terbakar sinar matahari, yang akan hilang dalam 24 jam atau kurang.
Dibandingkan dengan perawatan yang biasa digunakan untuk bekas jerawat, seperti chemical peeling dan operasi pengangkatan kulit, perawatan laser ini paling tidak menyebabkan sakit, hanya membuat kemerahan dan bengkak, namun memiliki waktu pemulihan lebih cepat, kata Brauer.
Terapi laser ini sebaiknya dilakukan oleh dokter kulit yang memiliki kompetensi untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan. (Eva Erviana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.