Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2015, 10:00 WIB

TANYA:

 
Salam hangat Dokter Andry yang baik,
 
Saya pria berusia 34 tahun dan dua tahun terakhir ini divonis mengidap penyakit kecemasan. Awalnya saya memang selalu dihantui oleh ketakutan berlebih dan selalu merasa was-was bila berada di tempat yang jauh dari rumah. Hal ini sebenarnya sangat mengganggu saya.
 
Terkadang saat berpergian saya mendapat serangan yang ditandai dengan jantung berdebar kencang, kaki dan tangan keluar keringat dingin, merasa seperti akan pingsan, sesak napas, dan merasa seperti terkena serangan jantung. Saya juga sudah memeriksakan diri untuk tes jantung EKG tapi kata dokter jantung saya baik-baik saja.
 
Saya diberi obat antidepresan Zoloft setraline 50 mg. Pertanyaan saya, apakah penyakit kecemasan seperti ini dapat dipulihkan 100 persen dok? Saya juga terkadang khawatir untuk minum obat jangka panjang. Saya pernah baca sebuah artikel yang menyatakan bahwa minum obat antidepresan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan perdarahan otak. Apa benar seperti itu dok?
 
Saat ini saya tidak bisa beraktivitas dengan nyaman dan saya sulit tidur siang hari karena tidak nyaman dengan bagian dada. Saya juga sering terbangun tengah malam dengan kondisi jantung berdebar-debar, sesak napas dan hilang keseimbangan. Mohon solusi dan bantuan penjelasan dokter. Terima kasih.
 
Jordan, Kendari
 
 
JAWAB:

Pak Jordan yang baik,
Lebih dari 3/4 pasien yang berkunjung ke Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera adalah pasien dengan gangguan kecemasan, paling sering adalah gangguan kecemasan panik (Panic Disorder) dan gangguan kecemasan menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder). Gejala-gejala yang bapak sebutkan di pertanyaan ini banyak juga dialami oleh pasien-pasien saya di klinik.

Bapak sepertinya mengarah ke gangguan cemas panik, tentunya yang lebih memahami ini adalah dokter yang memeriksa bapak langsung di Kendari. Saya berharap bapak mendapatkan obat Zoloft (Sertraline 50mg) tersebut dari seorang psikiater bukan dari dokter yang lain.

Pengobatan gangguan cemas memang memerlukan waktu. Pada tahapan awal pasien biasanya diberikan obat antidepresan golongan SSRI sebagai terapi lini pertama dan terkadang diberikan sejenis obat penenang golongan benzodiazepine (seperti alprazolam, clobazam, diazepam atau lorazepam).

Hal ini karena pada minggu-minggu awal antidepresan belum bekerja secara optimal untuk menghilangkan kecemasan yang dialami. Dua minggu biasanya mulai ada perbaikan dan terapi biasanya dinilai setelah dua bulan apakah ada kemajuan atau tidak. Jika tidak ada kemajuan, dokter bisa menambah dosis antidepresan atau menggantinya dengan antidepresan golongan lain.

Pengobatan gangguan kecemasan biasanya ditargetkan sampai gejala bisa hilang sama sekali atau terkontrol dengan pengobatan, pada beberapa kasus obat diteruskan sampai 6 bulan lepas gejala atau sampai 18 bulan (sumber dari berbagai literatur pengobatan gangguan kecemasan).

Pemakaian obat lama dalam kedokteran jiwa memang hal yang biasa. Kita pahami memang gangguan kejiwaan tidak hanya berhubungan dengan faktor biologis di otak sehingga selain obat juga dapat dilakukan terapi lain seperti relaksasi, meditasi, hipnosis medik atau psikoterapi. Tentunya dokter yang menangani yang bisa mendapatkan sekiranya pengobatan yang cocok untuk bapak.

Saya belum pernah mendapatkan kasus adanya masalah perdarahan di otak karena penggunaan antidepresan lama, literatur yang ada juga belum pernah yang saya dapatkan hasilnya demikian.

Jika saat ini kondisi bapak belum stabil, maka lihat apakah pengobatan sudah dilakukan dengan benar, artinya apakah bapak makan obatnya teratur, lalu bagaimana kondisi lingkungan, apakah ada faktor-faktor pemicu yang masih signifikan memicu cemas. Hal ini perlu dibicarakan dengan dokter yang merawat bapak. Semoga pengobatan bapak bisa mendapatkan hasil yang baik.

Salam Sehat Jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com