Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2015, 10:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Kementerian Kesehatan (kemenkes)  memastikan tidak ada korban lain terkait kasus dugaan tertukarnya isi obat anestesi Buvanest Spinal dengan asam traneksamat produksi PT Kalbe Farma. Sejauh ini, kasus tersebut hanya terjadi pada meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang.

“Kalau ada laporannya kepada kami tentu kami bisa mengetahuinya, tapi tidak ada laporan. Jadi hanya dua kasus ini,” ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Rabu (18/2/2015).

Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes Akmal Taher. Menurut Akmal, dokter maupun pihak rumah sakit pasti akan langsung melaporkan jika menemui kasus yang sama atas pemakaian Buvanest Spinal sebagai obat bius untuk pasien.

“Kalau dalam keadaan seperti ini, kalau ada terjadi biasanya mereka akan cepat melaporkan. Tapi nyatanya tidak ada sama sekali (yang melaporkan),” ujar Akmal.

Akmal mengatakan, pihak rumah sakit dan dokter di seluruh Indonesia pun telah diminta untuk menghentikan penggunaan  Buvanest Spinal kepada pasien.

Untuk menghindari kasus serupa, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah membekukan izin edar obat Buvanest Spinal. BPOM meminta PT Kalbe Farma menghentikan fasilitas produksi larutan injeksi. PT Kalbe Farma sendiri masih melakukan proses penarikan seluruh batch Buvanest Spinal dan dua batch asam traneksamat dari peredaran di seluruh Indonesia.

Kasus meninggalnya dua pasien di RS Siloam sendiri terjadi diduga karena pemberian Buvanest Spinal yang label kemasan atau isiya tertukar dengan asam traneksamat.

Buvanest Spinal yang diberikan dokter kepada pasien ternyata bukan berisi Bupivacaine yang merupakan obat bius, akan tetapi asam traneksamat golongan antifibrinolitik yang bekerja mengurangi pendarahan. Pihak RS Siloam mengaku sudah melakukan tindakan operasi sesuai prosedur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com