Obat antiimpotensi yang sudah disetujui badan pengawas obat berwenang di banyak negara adalah PDE5 inhibitor yang merk dagangnya lebih dikenal sebagai Levitra, Viagra, Stendra, dan Cialis.
Obat tersebut bekerja dengan membuat rileks pembuluh darah sehingga makin banyak darah ke bagian penis yang akhirnya membuat ereksi.
Menurut Greogry Bales, ahli urologi di Universitas Chicago, pil antiimpotensi bekerja efektif pada dua pertiga pria yang disfungsi ereksi. Obat ini bahkan bisa diandalkan pada pria yang hanya perlu ereksi dengan cepat agar lebih "jantan".
Obat-obatan antiimpotensi tersebut juga mengurangi periode pemulihan antar sesi bercinta, yang juga membantu 40 persen pria yang mengalami disfungsi ereksi (ejakulasi muncul pada 1-2 menit setelah penetrasi).
"Bahkan walau tergolong prematur, tapi setidaknya bisa menunda ejakulasi sampai sekitar 2 menit. Secara umum pria bisa ereksi," kata Harry Fisch, profesor urologi dan kedokteran reproduksi.
Bukan hanya itu, menurut Fisch, pria yang minum obat Cialis, terutama jika minum dosis harian, bisa mendapatkan ereksinya secara spontan. "Anda tak perlu minum pil dua jam sebelum bercinta," katanya.
Tapi, tak ada obat tanpa efek samping. Viagra, Cialis, Stendra, dan Levitra, dilaporkan menyebabkan sakit kepala, pusing, sensasi panas di wajah, serta pilek. Namun kebanyakan pria tak keberatan dengan efek samping tersebut.
Salah satu cara untuk menurunkan efek samping, disarankan untuk minum dalam dosis paling rendah yang bisa bekerja. Obat-obatan ini juga tidak adiktif.
Kenali penyebabnya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.