Menurut dokter spesialis bedah ortopedi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Lukman Shebubakar, Senin (13/4), saat dihubungi di Jakarta, peluang untuk sembuh amat minim jika kanker menyebar ke organ lain, terutama organ vital seperti paru-paru dan otak.
Untuk itu, tumor ganas pada tulang tersebut harus segera dioperasi atau diamputasi. Menurut Lukman, operasi pengangkatan dan penyambungan (limb salvage) bisa dilakukan untuk menghindari amputasi jika kanker belum menyebar. Limb salvage ialah prosedur membuang jaringan tumor dengan mempertahankan anggota gerak.
Sementara itu, pengajar Fisika Medis Pascasarjana Universitas Indonesia, Warsito, akhir pekan lalu, di Tangerang, Banten, menjelaskan, radiasi dan kemoterapi membantu keberhasilan operasi atau amputasi dengan menekan laju penyebaran kanker. Namun, saat kanker menyebar hingga menyerang organ lain, operasi dan amputasi sulit dilakukan.
Sel kanker mampu memperbanyak diri dengan cepat. "Paling kecil bisa dideteksi adalah ukuran 0,5 sentimeter. Ukuran 1 sentimeter diperkirakan kandungan sel negatifnya mencapai puluhan juta," ujarnya.
Selain itu, pembelahan diikuti penyebaran yang cepat. Menurut Warsito, sekitar 70 persen penderita kanker tulang pada orang dewasa atau di atas usia 40 tahun tipe metastasis, yakni hasil penyebaran kanker dari organ lain, seperti kanker paru dan kanker payudara, melebar jadi kanker tulang. Hal itu dipicu antara lain stres dan pola makan tak sehat.
Organ tulang yang mudah terserang kanker antara lain tulang lutut, tulang pangkal paha, tulang pangkal lengan, dan tulang muka. Gejalanya antara lain berupa benjolan atau bengkak pada tulang disertai rasa nyeri.
"Prevalensi penyebarannya ke organ lain bisa terjadi dalam hitungan tiga bulan. Dalam waktu tiga tahun, tak mungkin tidak menyebar," kata Warsito. Untuk menghambat penyebaran sel-sel kanker, selain operasi dan amputasi, kemoterapi, serta radiasi, ada terapi listrik (ECCT).
Setiawati, orangtua Nimas Mita (21) penderita kanker tulang kering, menyatakan, butuh waktu delapan bulan menjalani pengobatan terpadu (kemoterapi dan radiasi) hingga dinyatakan anaknya bersih dari kanker. "Sudah sembilan tahun rutin periksa, hasil kontrolnya baik. Kontrol rutin terus dilakukan untuk mengantisipasi," ujarnya. (B11)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.