Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2015, 14:05 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Tahi lalat bisa menjadi ciri khas yang mempermanis penampilan seseorang. Tahi lalat yang normal memiliki ciri yang khas, yaitu berwarna gelap atau hitam, menetap di kulit, ukurannya juga tidak berubah, meski ada beberapa tahi lalat yang tumbuh.

Tahi lalat ini tidak membahayakan kesehatan, tetapi bisa saja berkembang jadi kanker kulit. Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Bamed Skin Care Heru Nugraha mengatakan, tahi lalat yang berkembang menjadi kanker kulit bisa dilihat menggunakan metode A (Asymmetric), B (Border), C (Colour), dan D (Diameter).

"A itu asimetri, kalau bentuknya bagus, bulat, kanan kiri sama, kita enggak curiga itu kanker. B itu border atau batasnya. Kalau batasnya tegas, enggak masalah," kata Heru di Jakarta, Sabtu (25/4/2015).

Heru menjelaskan, tahi lalat yang perlu dicurigai yaitu jika bentuknya tidak bulat sempurna atau seperti bercak yang tidak beraturan. Sementara dari segi warna, tahi lalat biasanya hanya satu warna. Anda perlu curiga jika dalam satu tahi lalat terdapat lebih dari satu warna seperti coklat dan hitam. Kemudian, diameter tahi lalat biasanya kecil dan tidak tumbuh besar.

Akan tetapi, tahi lalat yang tumbuh, menurut Heru, normal terjadi. Biasanya, pertumbuhan pun tidak akan terlalu besar. Bagaimana dengan munculnya tahi lalat baru di kulit? Menurut Heru, hal itu juga normal terjadi karena ada tahi lalat yang sudah ada sejak lahir maupun baru muncul saat dewasa.

Waspadai kanker kulit jika tahi lalat terlihat perbedaannya dengan metode ABCD. Namun, menurut Heru, metode ABCD tidak dapat memastikan 100 persen apakah tahi lalat tersebut kanker atau bukan.

"Tetapi, itu cuma yang dilihat kasat mata. Biasanya kalau sudah parah, tahi lalat kesentuh dikit akan mudah berdarah," kata dia.

Untuk memastikannya, periksalah ke dokter kulit. Dokter akan menggunakan alat yang dapat melihat tahi lalat 10 kali lebih besar. Opsi lainnya, yaitu dengan biopsi untuk memastikan apakah tahi lalat tersebut berbahaya. Jika berbahaya, dokter bisa melakukan operasi pengangkatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau