Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Stabil Pada Penyintas Kekerasan Bantu Cegah Depresi

Kompas.com - 09/05/2015, 14:00 WIB

Penulis

KOMPAS.com - Memiliki hubungan sehat dengan pasangan memang membawa pengaruh positif. Setidaknya, bagi mereka yang bertahan setelah mengalami kekerasan maupun penganiayaan saat kanak-kanak kemudian memiliki hubungan sehat serta stabil saat dewasa, kejadian depresinya dapat dicegah. 

Kesimpulan tersebut diperoleh setelah para periset mengikuti 485 dewasa muda di Rochester, New York selama 12 tahun. Kimberly Henry, periset dalam bidang psikologi dan kesehatan masyarakat di Colorado State University, Fort Collins, beserta koleganya, menggunakan data dari rekaman Child Protective Service dengan 99 partisipan yang mengalami kekerasan sebelum usia mereka menginjak 18 tahun. Partisipan tersebut dibandingkan dengan 386 orang yang tidak mengalami aniaya apapun. 

Selama 12 tahun, para responden melengkapi kuesioner tentang status dan kualitas dari hubungan mereka, kesehatan mental, serta anak mereka. Mereka yang dianiaya ketika masa kanak-kanak lebih cenderung berkulit hitam, memiliki ibu yang menjadi orang tua sebelum usia 19 tahun, dan tinggal di lingkungan miskin dengan tingkat penahanan yang tinggi. 

Baik penyintas maupun non penyintas jarang mengalami depresi ketika mereka berada dalam hubungan stabil. Partisipan yang menjadi orangtua dan memiliki hubungan kuat dengan pasangan intimnya, juga jarang mengalami depresi.

Durasi dari hubungan yang diperlukan untuk mendapatkan efek tersebut, seperti disebutkan periset dalam Journal of Adolescent Health, bukan masalah bagi orang yang mengalami penyiksaan ketika masa kanak-kanak.

"Kebanyakan orang yang terpapar dengan kekerasan ataupun trauma bisa pulih secara alami sejalan waktu, studi ini memberikan pandangan baru terhadap satu faktor yang bisa berkontribusi terhadap kesehatan mental mereka dalam jangka panjang," urai Debra Kaysen, profesor ilmu psikiatri dan perilaku dari University of Washington, Seattle. 

Satu yang dilihat dari trauma ini adalah hal yang membuat orang menjadi tabah. "Kebanyakan orang menjadi lebih baik tetapi ada juga yang tidak. Dan studi ini menunjukkan bahwa hubungan stabil dapat membuat perbedaan," terang Kaysen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau