Para periset menjumpai bahwa lebih dari seperempat perempun yang sesekali atau sering di-bully ketika anak-anak, mengalami gemuk di kala mereka berusia 45 tahun dibandingkan dengan 19 persen yang tidak pernah di-bully. Baik pria dan perempuan yang di-bully saat masih anak-anak memiliki kadar lemak di bagian perut yang lebih tinggi. Dan ini menjadi faktor risiko untuk penyakit jantung.
"Bullying buruk bagi kesehatan fisik Anda, baik pria maupun perempuan," ujar Andrea Danese yang bekerja untuk penelitian tersebut di Institute of Psychiatry, Psychology & Neuroscience, King's College London. Korban dan penderitaan dari anak yang mengalami bullying tidak boleh diabaikan. Karenanya, guru, orang tua, dan pengasuh, ingat Louise Arseneault, pimpinan penelitian ini, harus memikirkan dan memberi perhatian pada korban bullying.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Medicine, diperoleh dari British National Child Development Study yang memiliki data dari seluruh anak yang lahir di Inggris, Skotlandia, serta Wales, selama satu minggu di tahun 1958. Riset melibatkan sekitar 7.102 anak yang terpapar bullying saat berusia 7 dan 11 tahun.
Sekitar 28 persen partisipan di-bully sesekali dan 15 persen seringkali di-bully. Mereka diikuti hingga berusia 45 tahun dan diukur inflamasi dalam darah serta kegemukan. Selain mengalami kegemukan, hasil studi menunjukkan bahwa mereka yang di-bully semasa anak, kadar inflamasi dalam darahnya lebih tinggi ketika berusia 45 tahun.
Sebanyak 20 persen dari mereka yang sering di-bully memiliki kadar protein C-reaktif (CRP) yang tinggi dalam darahnya. Tingginya CRP ini akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.