JAKARTA, KOMPAS.com – Konsumsi garam memang tak boleh berlebihan, tetapi jangan sampai kekurangan. Garam merupakan sumber iodium atau yodium. Jika kekurangan iodium, maka tubuh akan kekurangan hormon tiroid.
Pada orang dewasa, kekurangan hormon tersebut bisa menyebabkan gondok dan pada bayi bisa menyebabkan keterbelakangan mental atau hipotiroid kongenital. Sebab, hormon tiroid dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.
Namun, kebutuhan iodium sering kali tidak dapatkan tubuh padahal sudah konsumsi garam. Apalagi dalam setiap masakan biasanya selalu ditambah dengan garam untuk menambah cita rasa. Mengapa demikian?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin dan Metabolik Diabetes Achmad Rudijanto mengungkapkan, kandungan iodium pada garam ternyata bisa hilang ketika dimasak.
“Ketika dimasak dengan suhu panas, garamnya terurai dan iodiumnya hilang,” ujar Rudi yang merupakan Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), beberapa waktu lalu.
Menurut Rudi, garam beriodium sebaiknya tidak dicampur saat proses memasak, tetapi ditambahkan saat mulai makan. Namun, tak perlu terlalu banyak, karena jika berlebihan justru bisa menyebabkan tubuh kelebihan hormon tiroid.
Konsumsi garam berlebihan juga bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi yang memicu penyakit stroke hingga jantung.
Kebutuhan iodium pun sebenarnya sangat sedikit, yaitu 150 mikrogram per hari untuk orang dewasa. Iodium juga sangat penting bagi ibu hamil untuk mencegah melahirkan anak yang memiliki hipotiroid kongenital.
Untuk ibu hamil dan menyusui, kebutuhan iodium per hari adalah 200 mikrogram. Selain garam, iodium juga bisa didapatkan dari makanan laut, seperti ikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.