Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2015, 18:14 WIB

KOMPAS.com - Semua tes kesuburan sudah dijalani, hasilnya pun sudah keluar. Baik Anda dan pasangan tidak memiliki masalah yang berarti. Telur dan sperma bisa melakukan pembuahan,  tapi kok kehamilan tidak kunjung datang.

Jika sudah begini, mungkin Anda butuh bantuan untuk melakukan proses pembuahan yang lain, seperti inseminasi dan IVF. Mama bisa hamil kok dengan inseminasi dan IVF.

Inseminasi

Inseminasi merupakan proses pembuahan dimana sperma pasangan akan dimasukkan ke rahim Anda. Selain mudah, metode ini tidak sakit dan lebih murah ketimbang program bayi tabung.

Untuk prosesnya, biasanya 4-6 minggu sebelum jadwal inseminasi dilakukan, Anda akan diberikan pil hormonal yang akan menstimulasi ovulasi. Kemudian pada hari inseminasi dilakukan, pasangan akan diminta mengeluarkan sperma dengan cara masturbasi. Lalu dokter akan mencuci dan memilih sperma terbaik. Kemudian dengan bantuan kateter sperma terbaik ini dimasukkan ke dalam rahim Anda. Teknik ini dinamakan IUI (Intrauterine Insemination).

Setelah proses pemasukkan sperma usai, Anda akan diminta tidur telentang selama 10-15 menit untuk menunggu sperma mencapai sel telur. Selanjutnya, 17 hari setelah proses inseminasi dilakukan dokter akan memeriksa apakah pembuahan sudah terjadi apa tidak. Jika gagal, maka Anda dan pasangan akan dianjurkan untuk melakukannya lagi sampai kesempatan keempat. Apabila masih gagal, maka program  bayi tabung (IVF) akan disarankan.

Tingkat keberhasilan dari metode ini terletak di usia si calon ibu. Karena semakin tua, maka kualitas sel telur juga akan semakin buruk. Selain itu, masalah seperti endometriosis dan kerusakan pada saluran tuba falopi juga ikut mempengaruhi keberhasilan inseminasi buatan.

Bayi tabung (IVF)

Merupakan proses pembuahan telur dan sperma yang dilakukan di luar tubuh sang ibu. Istilah lainnya  adalah IVF atau in vitro vertilization. Untuk melakukan proses bayi tabung, sel telur matang akan diambil dari indung telur, kemudian akan dibuahi oleh sperma pasangan dengan medium cairan. Setelah embrio berhasil  terbentuk, maka calon bakal janin ini akan dikembalikan ke rahim sang ibu dengan harapan dapat berkembang menjadi bayi.

Program bayi tabung merupakan sebuah proses yang panjang. Pertama, Anda dan pasangan akan diseleksi apakah layak mengikuti program bayi tabung. Layak disini bisa berarti secara finansial, emosi dan kondisi kesehatan Anda serta pasangan secara keseluruhan. Usai uji kelayakan selesai, Anda akan distimulasi untuk memiliki telur lebih dari satu. Mengapa? Sebab untuk program bayi tabung diperlukan lebih dari satu sel telur untuk mendapatkan embrio.

Langkah selanjutnya, dokter akan memantau pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur) melalui USG, untuk mengetahui apakah sel telur sudah cukup matang untuk dipanen. Terkadang butuh obat untuk bisa memastikan telur matang dan siap diambil. Setelah matang, telur akan dipanen dan diproses di laboratorium.

Pada hari yang sama, sperma pasangan juga akan diambil dengan cara mastrubasi. Selanjut proses fertilasi pun dilakukan. Ketika embrio sudah jadi, maka dokter akan mentransfer embrio kembali ke dalam rahim.

Pemberian obat akan bantu mempertahankan dinding rahim agar lebih kuat pada fase luteal, sehingga kehamilan pun bisa terjadi. Jika dalam proses bayi tabung terbentuk embrio lebih, maka dokter akan membekukannya dan disimpan untuk proses kehamilan berikutnya.

Banyak bukti, ibu bisa hamil berkat inseminasi dan IVF

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau