Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2015, 04:06 WIB
Magdalena Windiana Siahaan

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu keluhan ketika bertambah usia adalah kerutan pada kulit yang muncul secara alami. Hal itu merupakan bagian dari proses penuaan yang akan dialami setiap manusia.

Namun, meski terjadi secara normal, proses penuaan masih dianggap momok yang menakutkan sebagian orang, khususnya kaum perempuan. Berbagai produk dan terapi yang menggabungkan kosmetik dan farmasi mulai bermunculan di masyarakat. Mulai produk berbentuk pil kesehatan hingga operasi plastik ditawarkan demi menanggulangi masalah ini.

Sebenarnya, penuaan tidak hanya terlihat dari penampilan luar saja, tetapi juga terlihat dari fungsi fisiologis yang menurun. Bahkan, kemampuan beradaptasi dengan dunia luar dan daya tahan tubuh ikut menurun.

Ada tiga fase untuk menggolongkan penuaan. Fase pertama disebut sebagai penuaan ringan. Fase ini muncul pada usia 25 sampai 35 tahun. Gejala yang muncul biasanya daya tahan tubuh menurun, mudah lelah, kualitas tidur yang kurang baik, warna kulit yang gelap, kerutan ringan pada wajah, hingga munculnya bercak pada kulit.

Untuk fase kedua disebut sebagai penuaan menengah. Biasanya gejala muncul pada usia 35 sampai 45 tahun. Tubuh akan timbul gejala emosional, dari mulai stress dan gelisah, insomnia, kacaunya masa menstruasi, atropi pada payudara, kulit kering, elastisitas menurun, kerutan wajah menjadi lebih dalam, dan bercak yang parah pada kulit.

Fase ketiga atau penuaan yang parah, terjadi di usia 45 sampai 55 tahun. Wanita akan mengalami menopause, menurunnya hormone estrogen, berkurangnya kadar air pada kulit sehingga mulai keriput, depresi, dan penyakit psikologis lainnya.

Jika ditelaah lebih dalam, sebenarnya penuaan bisa diperlambat dengan cara regenerasi sel baru. Pada dasarnya, anti penuaan adalah memperbaiki sel, memperbaiki metabolisme sel, menghidupkan kembali fungsi sel yang sudah mengalami penuaan.

Sebagai contoh, manusia bisa berkembang dewasa dari seorang bayi karena kecepatan regenerasi sel yang baru lebih cepat dibanding dari kecepatan penuaan sel, sehingga bayi dapat terus bertumbuh. Jika proses penuaan sel lebih cepat dari proses regenerasi sel, maka manusia akan terus bertambah tua.

Tidak dimungkiri, memperlamban penuaan adalah dambaan setiap orang. Sementara itu, kemudaan bukanlah sekadar kulit yang halus, mengurangi kerutan, melainkan memudakan kembali fungsi sel-sel yang ada. Dengan kata lain, kemudaan adalah menambah sel-sel baru dengan tidak henti-hentinya sehingga fungsi sel menjadi muda kembali.

Shutterstock Makanan yang sehat juga wajib Anda konsumsi untuk memiliki kulit yang sehat.

Pengaruh gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat akan mempercepat proses penuaan pada tubuh manusia. Adapun beberapa penyebab penuaan diantaranya kesedihan, bergadang, sering terkena paparan sinar matahari, serta merokok dan konsumsi alkohol. Beberapa hal tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kekurangan gizi, serta mengurangi minyak kulit hingga secara tak langsung mempengaruhi fungsi normal kulit.

Untuk membantu mengatasi permasalahan ini, Anda dapat melakukan pola hidup sehat. Perbanyaklah konsumsi sayuran, buah-buahan dan makanan rendah lemak. Tak hanya itu, olahraga secukupnya juga merupakan kunci untuk melawan penuaan.

Penggunaan produk kosmetik yang wajar serta selektif juga harus diperhatikan. Pada dasarnya, kosmetik memang hanya untuk memelihara kecantikan. Namun, tidak menutup kemungkinan penggunaan kosmetik yang tidak tepat dapat memicu penuaan dini.

Kemampuan sel induk dalam berkembang menjadi khasiat bagi masalah penuaan. Shutterstock


Teknologi sel induk

Seiring perkembangan teknologi, Guangzhou Meyo Stem Cells Hospital menemukan solusi untuk masalah penuaan dini dengan menggunakan sel induk. Ternyata, sel induk yang dimasukkan ke dalam tubuh lewat proses transplantasi dapat melawan penuaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com