Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2015, 13:45 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com - Lebih dari 90 persen orang melakukan yoga untuk latihan fisik, perbaikan kesehatan atau manajemen stres. Namun setelah lama beryoga, alasan utama beryoga bakal berubah. 

Sebuah studi menemukan dua pertiga yogi dan 85 persen guru yoga mengalami perubahan alasan hati memilih berlatih yoga. Alasan tersering adalah perubahan spiritualitas atau aktualisasi diri dan rasa pemenuhan potensi mereka. Pasalnya, latihan yoga tak hanya mengajarkan pose fisik tetapi juga refleksi diri, praktik kebaikan serta kasih sayang, dan pertumbuhan terus menerus kesadaran terhadap diri sendiri dan orang lain.

Namun manfaat kesehatan juga sangat nyata setelah berlatih yoga. Memang latihan yoga dapat meningkatkan fleksibilitas, memperbaiki keseimbangan dan menurunkan kolesterol.

Sebuah ulasan di European Journal of Preventive Cardiology membuktikan yoga menurunkan risiko penyakit jantung sebaik olahraga konvensional. Secara rata-rata peserta yoga mengalami penurunan berat badan sekitar 2,5 kg, penurunan tekanan darah dan penurunan kolesterol jahat sampai 12 poin. Banyak pula riset membuktikan yoga mengatasi nyeri kronis, kelelahan, obesitas, asma, irritable bowel syndrome, penurunan berat badan dan lain-lain.

Marlynn Wei, seorang psikiatris dan terapis dari New York City tertarik akan manfaat yoga untuk otak. Menurutnya, sudah lama dikenal mengurangi depresi, stres dan kecemasan, yoga ternyata juga mengubah otak manusia. Tak sedikit dokter dan ilmuwan yang terkejut mendapati hal tersebut.

Sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Frontiers menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) di otak untuk menunjukkan yoga melindungi otak dari penurunan volume otak materi abu-abu ketika kita bertambah tua. Pelaku yoga ternyata memiliki volume otak setara dengan orang yang lebih muda.

Penemuan ini juga didapatkan pada studi pencitraan otak orang-orang yang bermeditasi. Dengan kata lain, yoga dapat melindungi otak dari pengerutan ketika kita bertambah tua.

Lebih menarik lagi, proteksi volume otak materi abu-abu ini sebagian besar terjadi di belahan otak kiri, sisi otak yang terkait dengan emosi positif, pengalaman-pengalaman dan aktivitas sistem saraf parasimpatetik, alias sistem relaksasi kita. Emosi seperti rasa bahagia ini, secara ekslusif memiliki lebih banyak aktivitas di belahan otak kiri ketika otak dipindai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau