Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2015, 17:30 WIB
Kontributor Health, Diana Yunita Sari

Penulis

Sumber BBC.com

KOMPAS.com - Para ahli kerap menyarankan untuk memiliki pola tidur yang teratur. Anjuran ini bukan tanpa alasan. Mengingat pola tidur teratur akan baik bagi kesehatan Anda. Sebaliknya, bila pola tidurnya berantakan, kesehatan bisa bermasalah. Salah satunya adalah risiko terserang kanker payudara. 


Pola tidur yang tidak teratur ini terutama ditujukan bagi karyawan dengan sistem perubahan waktu kerja. Ritme tidur mereka yang berubah akibat sistem tersebut membuat rentan mengalami kanker. Hal ini ditunjukkan dari riset yang dilakukan terhadap tikus percobaan. 


Tikus yang rentan terhadap munculnya kanker payudara memiliki jam tubuh yang terlambat hingga 12 jam setiap minggunya, selama setahun. Secara normal, mereka memiliki tumor setelah 50 minggu. Namun dengan kekacauan terhadap pola tidurnya secara reguler, tumor muncul 8 minggu lebih cepat. Data juga mengindikasikan kalau hewan tersebut lebih berat 20 persen, meski mengonsumsi jumlah makanan yang sama. 


Laporan yang dipublikasikan dalam Current Biology menyebutkan, bahwa ini adalah studi pertama yang secara tegas menunjukkan hubungan antara pembalikkan kronis terang-gelap dengan perkembangan kanker payudara. 


Meski uji lebih lanjut terhadap manusia tetap dibutuhkan, para periset mengatakan bahwa perempuan dengan risiko keluarga atas kanker payudara, sebaiknya tidak pernah bekerja dengan sistem waktu kerja bergilir. Sebagai catatan, studi terhadap manusia kerap menunjukkan risiko lebih tinggi atas penyakit seperti kanker payudara pada pekerja dengan sistem waktu bergilir serta pramugari. 


Satu penjelasannya adalah adanya gangguan ritme internal tubuh atau jam tubuh, yang meningkatkan risiko atas penyakit tersebut. Walau demikian, hubungan ini samar karena jenis orang yang bekerja dengan sistem waktu bergilir juga bisa lebih cenderung mengalami kanker disebabkan oleh faktor seperti kelas sosial, tingkat aktivitas, maupun jumlah vitamin D yang diperoleh. 


Salah satu peneliti dari Erasmus University Medical Centre, Belanda, Gijsbetus van der Horst menegaskan, "Bila Anda mengalami situasi keluarga dengan risiko kanker payudara, saya akan menyarankan mereka untuk tidak bekerja sebagai pramugari atau melakukan kerja dengan sistem waktu bergilir."


Sementara itu, Dr. Michael hastings dari UK's Medical Research Council mengatakan, ia mempertimbangkan riset tersebut untuk memberikan bukti eksperimental definitif pada model tikus, bahwa gangguan sirkadian atau jam tubuh, dapat mempercepat perkembangan kanker payudara. 


Para ahli pun menegaskan, bahwa sistem kerja dengan waktu bergilir memiliki konsekuensi. Untuk itu, kiranya para pekerja memberi perhatian terhadap berat badan, kesehatan payudara, dan para atasan sebaiknya menawarkan lebih banyak tes kesehatan di tempat kerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau