Jaudince terjadi karena terlalu banyak bilirubin (pigmen warna kuning) dalam darah. Bilirubin sendiri terbentuk ketika sel darah merah didaur ulang. Bilirubin dibawa darah ke hati, kemudian masuk ke tubuh melalui saluran cerna dan terbuang lewat tinja.
Pada penderita kerusakan hati, bilirubin tidak bisa dipindahkan melalui hati sehingga menumpuk di darah dan tersimpan di kulit dan mata, yang mengakibatkan mata dan kulit menjadi kuning.
Menurut ahli gastroenterologi dari Gleneagles Hospital Singapura, Dr.Ooi Choon Jin, selain jaudince gejala lain dari kerusakan hati mirip dengan penyakit flu.
"Pasien akan mengalami kelelahan, demam, mual, hilang nafsu makan, dan nyeri abdomen. Banyak orang mengabaikan gejala ini karena dianggap flu biasa," katanya dalam peluncuran kampanye Operasi Kuning di Jakarta (19/8/15).
Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah kaki bengkak dan urine berwarna coklat pekat seperti teh.
Ooi menyarankan agar screening penyakit hepatitis dilakukan saat seseorang berusia antara 20 -30 tahun. Selain itu, mereka yang pernah melakukan transfusi darah, melakukan seks beresiko, serta memakai jarum suntik yang tidak steril, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan.
Jika hasil pemeriksaan ternyata bebas hepatitis, sebaiknya dilakukan vaksinasi. Jika positif hepatitis, harus secara berkala memeriksakan diri untuk memantau aktivitas dan kadar virus, perkembangan, dan tingkat kerusakan hati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.