Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Orang Bisa Mengalami Kematian Dini akibat Polusi Udara

Kompas.com - 21/09/2015, 13:52 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com – Berdasarkan sebuah studi terbaru, polusi udara bisa menyebabkan sekitar 3,3 juta orang mengalami kematian dini setiap tahunnya. Menurut peneliti dalam jurnal Nature, polusi udara berasal dari berbagai macam sumber, mulai dari perapian untuk menghangatkan rumah, api memasak, polusi dari pertanian, hingga asap dari pembangkit listrik tenaga batubara.

Jos Lelieveld, seorang ilmuwan atmosfer dari Institut Max Planck di Jerman, mengungkapkan, paparan polusi udara seperti partikel kecil yang beracun dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyakit jantung, paru-paru, dan masalah kesehatan lainnya.

"Stroke dan serangan jantung bertanggung jawab untuk sekitar 75 persen kematian terkait polusi udara dan sekitar 25 persen terkait dengan penyakit pernapasan serta kanker paru-paru," ujar Jos.

Sementara itu, studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Health Perspectives mengungkapkan, jenis polusi bisa berupa bahan kimia berbahaya, seperti arsenik, selenium, dan merkuri. JIka terhirup, partikel tersebut sulit dikeluarkan dari dalam tubuh karena ukurannya sangat kecil sehingga lama mengendap di paru-paru dan aliran darah seseorang.

Para ilmuwan juga menyebut polusi udara mengancam kesehatan masyarakat di perkotaan. Mereka memperkirakan, sekitar 2 juta orang di perkotaan mengalami kematian dini karena polusi udara.

Sekitar 75 persen kematian itu terjadi di wilayah Asia. Korban polusi udara tertinggi yaitu di Tiongkok dengan sekitar 1,4 juta kematian per tahunnya. Kemudian di India sekitar 645.000 jiwa, Pakistan dengan 110.000 jiwa, dan sekitar 55.000 orang setiap tahun di Amerika Serikat.

Di Indonesia sendiri, kualitas udara memburuk sejak adanya paparan kabut asap akibat pembakaran lahan untuk perkebunan di wilayah Sumatera.

Menurut peneliti, jika masalah polusi udara dibiarkan, bisa meningkatkan angka kematian dini di dunia menjadi sekitar 6 juta per tahun pada 2050 mendatang. Peneliti pun berharap ada upaya konkret dari pemerintah di masing-masing negara untuk meningkatkan kualitas udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau