Bagi sebagian orang, keinginan untuk makan secara sehat, “bersih” dan bebas makanan yang diproses, telah menjadi obsesi. Kondisi ini disebut juga ortoreksia.
“Kondisi ini mirip dengan gangguan obsesif kompulsif yang dicirikan dengan hanya mau mengonsumsi makanan yang sehat, hanya mengasup makanan 'alami' dan mencoba menghindari kontaminasi dari makanan lain," kata Susan Ringwood, ketua badan amal untuk gangguan makan, Beat.
Para ilmuwan melaporkan bahwa jumlah pengidap ortoreksia semakin meningkat, namun mereka tidak menemukan pengelompokan medis untuk kondisi ini dan tidak termasuk gangguan pola makan secara "resmi".
Yang membedakan ortoreksia dengan anoreksi dan bulimia adalah, pengidap anoreksia membatasi makanan yang diasupnya sedangkan bulimia tidak ada batasan makanan, namun mereka memuntahkan kembali makanan yang sudah ditelannya. Sedangkan ortoreksia lebih mendorong individu untuk mengonsumsi makanan dalam satu cara, serta berpikir dan berperilaku tak jauh dari makanan.
Ortoreksia berbeda dengan menjalani perencanaan makanan untuk alasan tertentu atau disebabkan oleh intoleransi makanan. Garis batas antara kedua hal itu memang samar, ini sebabnya ortoreksi sering tidak dideteksi.
Jadi, boleh-boleh saja menjalani satu pola makan tertentu, entah itu diet paleo, makrobiotik, rendah lemak, rendah karbo, atau bebas gluten. Tetapi saat pilihan dan fleksibilitasnya terlalu kaku, biasanya ini adalah tanda ada gangguan.
"Menghindari seluruh kelompok makanan dari pola makan karena ingin sehat sesungguhnya tidak menyehatkan," kata Emmy Gilmour, pakar di bidang gangguan pola makan.
Pada intinya, seorang ortoreksia tidak nyaman dengan dirinya sendiri jika tidak mengikuti peraturan makan yang ketat yang sudah mereka buat. Ketika mereka makan makanan yang tidak sehat, mereka tidak segan untuk “menghukum” diri mereka sendiri dengan berpuasa.
Tentunya kita patut waspada dan paham mengapa kita harus mengatur pola makan demi menjaga kesehatan tubuh daripada menyiksa diri sendiri. Berikut adalah tanda jika seseorang mengidap Ortoreksia
1. Obsesi pada pola makan yang terlalu sempurna.
2. Menghindari makanan yang bisa menyebabkan alergi yang belum tentu dibenarkan oleh dokter.
3. Menyantap suplemen secara berlebihan.
4. Berat badan di bawah rata-rata.
5. Obsesi dengan olahraga.
6. Perilaku yang tidak masuk akal dalam menyiapkan makanan dan juga kebersihan makanan.
7. Mengaggungkan makanan yang dianggap sehat dan alami.
8. Selalu menghubungkan makanan dengan segala masalah kesehatan. (Muthia Zulfa)