KOMPAS.com - Kepala yang terasa bagai dihantam palu, mual, atau sensitif meilhat cahaya lampu atau matahari yang menyilaukan mata, penderitaan yang dirasakan kala migren menyerang akan membuat tubuh terasa lemah lunglai. Buruknya lagi, kondisi ini dapat berlangsung berhari-hari.
Berita baiknya, menurut Lee Peterlin, DO, direktur penelitian di John Hopkins Headache Center, sekitar 76% penderita migrain dapat mengenali pemicu yang menyebabkan serangan sakit kepala muncul.
Stres memang pemicu yang umum menjadi penyebab migrain, namun ada beberapa pemicu lain seperti kondisi cuaca atau proses mencerna makanan. Dr. Peterlin menyerankan, agar para penderita migrain mencatat pemicu dan polanya, karena bisa saja berupa kombinasi seperti hujan deras, panasnya sinar matahari, makanan, dan tenggat waktu pekerjaan.
Catat aktivitas Anda selama satu hari penuh sebelum migrain menyerang dan keadaan sekitar, terutama jika Anda mencurigai salah satu pemicunya mungkin akan ada di dalam daftar berikut.
Pemicu #1: Bekerja di jam makan siang
Melewatkan makan siang adalah tindakan berisiko bagi seorang penderita migrain. Para ahli belum yakin alasannya namun melewatkan makan malam dapat berimbas pada hypothalamus, bagian dari otak yang memberi perintah kepada tubuh (mengatur jam tubuh) dan riset yang dilakukan fMRI menyatakan bahwa hypothalamus akan menyala saat seseorang terkena serangan migrain. Kemungkinan gula darah yang drop menjadi pemicunya, jelas Dr. Peterlin. Upayakan untuk makan di jam makan yang sama setiap harinya untuk menghindari migrain.
Pemicu #2: Terlalu banyak tidur
Anda mengira kurang tidur akan menyebabkan sakit kepala, namun nyatanya, terlalu banyak tidur pun dapat membuat Anda terserang migrain. Berada di tempat tidur lebih lama dari yang biasanya Anda lakukan akan mengacaukan ritme jam biologis dan otak yang sensitif terhadap migrain tidak dapat meneria perubahan rutinitas. Dr. Peterlin menyarankan agar penderita migrain berangkat tidur dan bangun selalu pada jam yang sama setiap harinya, termasuk di akhir pekan.
Pemicu #3: Liburan Anda
Stres adalah pemicu terbesar munculnya serangan migrain, namun bersantai setelah periode penuh tekanan ternyata juga dapat menjadi pemicu migrain, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology, pada tahun 2014.
Turunnya hormon kortisol yang kemungkinan terjadi pada permulaan akhir pekan, mislanya, atau pada hari Anda mulai melakukan perjalanan liburan. Satu cara untuk menghindari ini adalah dengan menikmati dosis kecil relaksasi (seperti yoga, menikmati pijatan, atau jalan kaki jarak dekat) saat mengalami minggu atau bulan yang berat, untuk mencegah terbentuknya stres.
Pemicu #4: Olahraga lari
Sebuah studi yang dilakukan di Headache Center di Atlanta mendapati bahwa dari 1200 pasien migrain, 22% di antaranya diidentifikasi menderita migrain akibat berolahraga. “Namun serangan migrain itu nampaknya adalah sakit yang muncul tiba-tiba akibat dari melakukan aktivitas fisik berlebih, karena aerobik biasa sesungguhnya mampu mengurangi frekuensi dan rasa sakit yang diakibatkan oleh serangan migrain. Secara keseluruhan, olahraga adalah cara terbaik untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat, selain pola makan dan tidur,” papar Dr. Peterlin.
Pemicu #5: Makanan
Banyak yang mencurigai makanan sebagai penyebab migrain dan hasilnya belum terbukti, namun terdapat data yang menyebutkan, bahwa makanan olahan adalah pemicu yang sesungguhnya. Hot dogs, bacon, salami, dan panganan dari daging lainnya yang mengandung nitrat, pengawet yang menyebabkan pembuluh darah membesar dan menyebabkan sakit kepala. Jika Anda merasa penyebab migrain adalah makanan mengandung nitrat, segera hindari dan cobalah mengonsumsi daging segar.