Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2015, 19:00 WIB
KOMPAS.com - Jauh sebelum terjadinya diabetes melitus, sebenarnya tubuh sudah mengalami gangguan metabolisme yang disebut dengan resistensi insulin. Karena tidak menimbulkan gejala yang jelas, banyak orang tidak menyadari kondisi ini.

Insulin adalah hormon yang diproduksi pankreas dan berperan besar dalam tubuh. Karbohidrat yang diperoleh dari asupan makanan dipecah menjadi gula dan masuk aliran darah dalam bentuk glukosa (senyawa siap pakai untuk menghasilkan energi).

Tingginya kadar glukosa setelah makan akan direspons kelenjar pankreas dengan memproduksi hormon insulin. Dengan bantuan insulin, glukosa masuk ke dalam sel.

Dengan pertolongan insulin, kelebihan glukosa akan disimpan di dalam liver dalam bentuk glikogen. Saat lemas, kadar glukosa darah turun, glikogen dipecah menjadi glukosa guna memenuhi kebutuhan energi. Ketika kita tidur pun liver perlahan-lahan akan mengeluarkan glikogen.

Tetapi pada resistensi insulin sinyal untuk memasukkan gula itu rusak sehingga insulin tidak tersedia atau tubuh tak mampu menggunakan insulin yang ada. Akibat dari kondisi tersebut adalah glukosa tetap berada dalam aliran darah sehingga kadar gula darah menjadi tinggi.

Menurut dr.Aris Wibudi, Sp.PD, ahli endokrin dari RSPAD Gatot Subroto Jakarta, resistensi insulin mulai terjadi saat berat badan meningkat dan lingkar perut melebar. Pada orang yang memiliki faktor genetik dan juga penyakit liver, risiko resistensi insulin juga akan meningkat.

"Tidak semua orang punya konsep perut kecil itu sehat. Padahal, membesarnya lingkar perut berbahaya," katanya.

Aris menjelaskan, lemak yang bertumpuk di rongga perut juga akan menyelimuti organ-organ tubuh seperti ginjal atau liver. Lemak tersebut menghasilkan zat-zat yang merusak dan menyebabkan peradangan.

Seseorang dikatakan mengalami resistensi insulin jika lingkar perutnya lebih dari 80 sentimeter pada wanita dan 90 sentimeter pada pria, serta kadar gula darah puasa lebih tinggi dari kadar gula darah sewaktu.

"Kalau kondisi ini dibiarkan, lama kelamaan akan terjadi sindrom metabolik dan mengarah pada diabetes," ujarnya.

Sindrom metabolik ditandai dengan lingkar perut yang membesar, kadar kolesterol baik (HDL) kurang dari 45 pada pria dan kurang dari 55 pada wanita, kadar trigliserida lebih dari 150, tekanan darah sama dengan atau lebih dari 140/95, kadar gula darah puasa lebih dari 100 dan gula darah sewaktu lebih dari 140.

Perubahan gaya hidup mutlak dilakukan jika kita memiliki gejala-gejala tersebut. "Perbaiki pola makan dan aktivitas fisik agar massa lemak perut mengecil," kata Aris.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan Dengan Daun Kelor? Ini 10 Daftarnya

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Jadikan Ramadhan Makin Seru, Segera Persiapkan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Lain Berikut

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Kelompok Penyakit Apa yang Tidak Boleh Minum Air Kelapa?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Gugat UU Hak Cipta, Ariel dkk Minta Boleh Nyanyikan Lagu Tanpa Izin Pencipta Asal Bayar Royalti

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

Jembatan Gantung Terpanjang Dunia di Bogor yang Kini Disegel

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Usai Diperiksa Kejagung, Ahok: Saya Juga Kaget, Kok Gila Juga

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Mau Puasa dengan Tenang? Pastikan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Ramadhan Lain Sudah Siap

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Dedi Mulyadi Menangis, Hampir Resmikan Eiger Adventure Land yang Kini Disegel

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Kapolres Ngada Bayar Rp 3 Juta untuk Berhubungan Intim dengan Anak 6 Tahun di Hotel Kupang

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Eiger Adventure Land: Ekowisata Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia Kini Diminta Dibongkar

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Link Live Streaming Semen Padang vs Persib Bandung di Liga 1, Prediksi, H2H, dan Klasemen

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Korban Pertamax Campur Air Diganti Rugi Rp 1 Juta, SPBU Minta Videonya Dihapus

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Istri Ungkap Penyebab Wendi Cagur Dilarikan ke Rumah Sakit

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Menangis Lihat Kerusakan Alam Puncak, Dedi Mulyadi: Siapa yang Beri izin?

api-1 . POPULAR-INDEX

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Keterangan Kejagung Usai Ahok Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi Pertamina
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau