"Cognitive emotional behavioural disorder adalah kelainan di struktur otak seseorang. Kelainan struktur ini membuat stimulasi sedikit saja dapat menyebabkan penderitanya marah besar dan cenderung tidak terkontrol," ujar dokter ahli saraf Dr Andreas Harry, SpS(K).
Kelainan struktur otak ini dapat diperparah oleh pembelajaran dari lingkungan tempat tinggalnya. "Misalnya, di rumah penderitanya memiliki orangtua yang mendidik dengan keras. Ketika kecil, ia sering dipukul, misalnya," katanya.
Ketika stimulasi yang menyulut kemarahan hebat itu tidak dilampiaskan, penderitanya mengalami sakit kepala.
"Pembuluh darahnya menyempit sehingga ia kena sakit kepala hebat," ujar Dr Andreas. Selain itu, penderita juga dapat mengalami gangguan-gangguan fisik yang diakibatkan oleh gangguan psikis.
Terapi yang bermanfaat untuk mengatasi kelainan ini adalah cognitive behaviour therapy. Terapi yang sudah dipraktikkan selama 30 tahun terakhir ini banyak digunakan untuk mengatasi masalah emosi, perilaku, dan psikiatri.
Penerapannya bergantung pada masalah yang dialami si penderita dan membantunya mengidentifikasi pikiran dan perilaku serta mempelajari keterampilan dan kebiasaan yang lebih sehat.
"Dengan terapi ini, di antaranya si pasien diajak memahami konsekuensi dari kemarahan-kemarahan tak terkendalinya. Misalnya, dengan menembak orang, ia sudah masuk ke tindakan kriminal dan bisa dipenjara karenanya," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.