Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Gampang Marah Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Kompas.com - 26/02/2015, 11:44 WIB

KOMPAS.com - Sifat pemarah ternyata bukan hanya membuat orang di sekitar kita tidak betah. Sifat kurang baik ini malah bisa mengancam nyawa. Bagaimana tidak, orang yang gampang sekali marah-marah ternyata beresiko terkena serangan jantung 8,5 kali lebih tinggi setelah ia meluapkan kekesalannya!

Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam The European Heart Journal Acute Cardiovascular Care, disebutkan orang yang memiliki episode marah secara intens akan meningkatkan sampai 8,5 kali terkena serangan jantung dua jam kemudian.

Sebelumnya para ahli sudah mengetahui orang-orang dengan kepribadian tipe A yang cenderung pemarah lebih rentan serangan jantung. Ini berarti, selain menjaga asupan makanan dan aktivitas fisik, penting bagi kita untuk menjaga kestabilan emosi.

Penelitian terbaru ini mengamati 313 orang yang dirawat di sebuah rumah sakit karena serangan jantung. Pria dan wanita ditanyai untuk mengisi kuisoner tentang tingkat kemarahan yang dialami dalam waktu 48 jam sebelumnya dalam skala sebagai berikut:

1. Tenang
2. Sibuk, tetapi tidak diganggu
3. Agak marah, jengkel dan diganggu, tetapi tidak menunjukkan
4. Cukup marah, diganggu sehingga menunjukkannya dari suara
5. Sangat marah, tubuh tegang, mengepalkan tangan, siap untuk meledak
6. Sangat marah, terpaksa menunjukkannya secara fisik, nyaris tak terkendali
7. Sangat marah, di luar kendali, melempar barang, melukai diri sendiri atau orang lain

Tingkat kemarahan yang lebih besar dari nomor 5 dilaporkan oleh tujuh orang dari partisipan dalam dua jam sebelum mereka mengalami serangan jantung, dan empat jam sebelum serangan jantung terjadi pada satu orang.  Rasa marah nomor 4 terjadi pada dua orang sebelum gejala serangan jantung terjadi, dan empat jam sebelumnya pada tiga orang.

Berdasarkan penelitian, akan terjadi peningkatan 8,5 lebih tinggi terkena serangan jantung dalam waktu dua jam usai meluapkan amarah. Orang dengan tingkat kecemasan yang tinggi juga beresiko.

Studi ini tergolong kecil dan masih perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai seberapa besar faktor intensitas kemarahan dalam memprediksi serangan jantung. Kemarahan juga dialami dan dilaporkan secara berbeda-beda oleh tiap orang.

Namun, penelitian ini mengungkapkan faktor emosional apa yang bisa memicu serangan jantung. Sebagai contoh, peneliti menemukan beberapa laporan terkait kemarahan karena berdebat dengan anggota keluarga, lalu debat dengan orang lain, marah saat bekerja, dan saat mengemudi.

"Temuan kami menekankan perlunya mempertimbangkan strategi untuk melindungi individu paling berisiko pada saat marah akut," kata penulis.

Bagaimana persisnya amarah memicu serangan jantung masih belum diketahui, tetapi ada dugaan kuat stres dapat meningkatkan aktivitas pada detak jantung dan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah, pemecahan plak, dan pembekuan yang akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung. (Purwandini Sakti Pratiwi)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekonstruksi Gaza Usai Perang Butuh Rp 870 Triliun, Untuk Apa Saja?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau