KOMPAS.com - Masalah kabut asap yang tak kunjung usai semakin mengancam kesehatan masyarakat di sekitarnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari paparan kabut asap adalah dengan menggunakan masker.
Pemakaian masker, setidaknya bisa menghambat masuknya asap dan partikel-partikel kecil yang terbawa asap masuk ke saluran napas.
Meski memakai masker dapat membantu, menurut dr Arifin Nawas, SpP(K), MARS, Ketua Umum PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) dalam siaran pers 12 Oktober lalu, sampai saat ini tidak ada satupun jenis masker atau respirator yang 100 persen dapat memproteksi terhadap semua komponen gas dari asap kebakaran hutan.
Untuk mendapatkan fungsi masker yang optimal, terpenting adalah memakainya secara benar. Masker bedah yang paling umum dipakai, terdiri dari tiga lapisan:
1. Lapisan putih. Ini adalah lapisan yang paling nyaman terbuat dari bahan yang halus.
2. Lapisan tengah. Berfungsi sebagai filter statis atau menahan air liur yang mengandung kuman tersebar. Lapisan ini terbuat dari bahan yang disebut spunbond non woven. Fungsinya adalah untuk menghalangi apabila air liur yang mengandung penyakit menyebar saat batuk atau bersin.
3. Lapisan hijau. Merupakan material khusus mencegah masuknya partikel ke saluran napas.
Ditinjau dari bahan dan fungsinnya, maka lapisan putih adalah lapisan dalam yang bersentuhan langsung dengan kulit kita dan sisi yang berwarna hijau adalah lapisan luar.
Sedangkan masker N-95 yang berbentuk menguncup, disarankan sebelum menggunakannya dilakukan individual fit test untuk menjamin kemampuan proteksinya. Fit test dilakukan untuk melihat, apakah penggunaaan masker N-95 dapat menolong atau malah menimbulkan risiko kesehatan.
Masker N-95 tidak dianjurkan dipakai di dalam rumah, untuk anak-anak, ibu hamil, lansia, pasien penyakit kardiovaskular dan penyakit paru kronik. Penggunaan masker N-95 mempunyai keterbatasan berupa ketidaknyamanan penggunanya dan penggunaannya terbatas maksimal hanya 8 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.