Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Cara Efektif Tenangkan Bayi Menangis

Kompas.com - 09/11/2015, 14:57 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Menangis merupakan salah satu bahasa yang digunakan bayi sebelum akhirnya mereka bisa bicara. Namun bila bayi terlalu sering menangis alias rewel, para orang tua mau tak mau harus memikirkan cara untuk menenangkannya. Kira-kira, manakah cara yang paling efektif?

Dalam studi yang baru saja dipublikasikan dalam jurnal Infancy, para peneliti dari University of Montreal di Kanada melakukan sebuah penelitian terhadap 30 bayi usia 6-9 bulan. Saat bayi-bayi menangis, peneliti meminta para ibu untuk berada di belakang bayi, sehingga tidak ada kontak langsung dengan orang tua. Lingkungan di sekitar bayi pun dibersihkan dari rangsangan apapun yang bisa menarik perhatian bayi. Setelah itu, peneliti memberi 2 pilihan cara untuk meredakan tangisan bayi.

Pertama ialah mengajak bayi bicara, seperti membacakan cerita atau dialog singkat yang biasa digunakan orang tua ketika bayi mereka rewel. Kedua, peneliti mendengarkan nyanyian dengan lirik berulang. Hasilnya, sebuah nyanyian atau perpaduan antara dialog dan musik dua kali lebih efektif menangkan bayi ketimbang hanya berbicara dengan bayi.

Saat bayi diberikan nyanyian, mereka terbukti lebih cepat tenang dan menghentikan tangis selama 9 menit. Sedang bayi yang hanya diberikan dialog, memerlukan waktu yang lebih lama untuk berhenti menangis. Setelah berhasil ditenangkan pun, kondisi itu hanya bertahan 4 menit saja.

Para peneliti menganggap penemuan ini cukup penting, terlebih bagi ibu-ibu di Eropa yang lebih banyak mengajak bayi bicara ketimbang menyanyikan lagu. Atau ibu-ibu Asia yang lebih memilih menggendong bayi tanpa mengeluarkan suara. Sehingga ke depannya, para ibu bisa mulai bernyanyi saat anak-anak mereka rewel untuk memberikan ketenangan sendiri bagi bayi, khususnya bayi dengan usia di bawah 1 tahun.

“Temuan ini berbicara tentang pentingnya musik dan lirik bagi bayi. Kesederhanaan musik dan pengulangan lirik cukup menarik perhatian mereka,” ungkap penulis studi Isabelle Peretz.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com