Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2015, 15:15 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi kedua yang ditemui di Indonesia. Sayangnya, sebanyak 70 persen kasusnya baru terdeteksi pada stadium lanjut.

Menurut Kepala Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Eni Gustina, angka 70 persen tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan dan masih banyak orang yang tabu untuk memerikasa payudara sendiri (SADARI).

"Sadari masih dianggap tabu, mungkin perempuan malu pegang payudara sendiri. Akhirnya baru ketahuan terlambat, apalagi sudah menyebar ke tempat lain," kata Eni dalam diskusi "Kanker Payudara Bukan Tabu, Semua Berhak Tahu" di Jakarta, Jumat (18/12/2015).

SADARI merupakan salah satu cara untuk deteksi dini kanker payudara. Berbagai edukasi mengenai kanker payudara pun dilakukan, termasuk oleh Mami Beha.

Mami Beha di sini adalah tokoh animasi bra dalam video "Rumpian Beha" yang dikenalkan oleh PT Roche Indonesia.

Dalam video itu, Mami Beha menjelaskan kepada Jubeha dan Isabeha, yang juga tokoh animasi bra, mengenai fakta seputar kanker payudara yang selama ini sering disalahartikan oleh masyarakat.

Selain itu, Mami Beha juga menjelaskan bagaimana langkah-langkah melakukan SADARI dengan jelas. Video sengaja dibuat menarik menggunakan animasi bra, agar mudah dimengerti.

Menurut Eni, dengan adanya video berdurasi lima menit ini, penyebaran edukasi mengenai kanker payudara akan lebih mudah, karena bisa diedarkan melalui media sosial.

"Saya sudah sebar itu link video ke teman-teman di WA, Facebook, LINE," kata Eni.

Eni menambahkan, video edukasi ini diharapkan dapat melawan tabu oleh masyarakat mengenai SADARI dan menghilangkan mitos seputar kanker payudara yang ditakuti wanita.

Video tersebut bisa dilihat di situs kalahkankanker.com/video/play/rumpian-beha dan juga di Youtube.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau