Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2016, 20:39 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Banyak makanan kita sehari-hari ternyata mengandung racun sianida dalam jumlah yang sedikit. Mengingat racun sianida sangat berbahaya, haruskah kita membatasi atau bahkan menghentikan mengonsumsi makanan-makanan tersebut, atau ada cara lain untuk menetralisir efek negatifnya?

Makanan seperti almond dan kacang lima mengandung senyawa sianida berkadar rendah. Begitupun dengan suplemen vitamin B12, ada yang mengandung sianida juga.

Dalam dosis besar, sianida adalah racun yang sangat berbahaya dan pada dosis tertentu, bisa mematikan.  Dosis sianida yang berbahaya, umumnya berkisar antara 50 dan 200 mg hidrogen sianida.

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), kita bisa saja terkena racun sianida dari berbagai sumber seperti makanan, rokok dan sumber lainnya.

Secara alami, ada beberapa bahan makanan yang menghasilkan sianida dosis rendah seperti singkong, kacang lima, kacang merah, bayam, kedelai, rebung, tapioka, kecambah millet dan almond.

Biji buah-buahan  seperti aprikot, apel, dan buah persik juga diduga memiliki sejumlah besar bahan kimia yang dapat dimetabolisme menjadi sianida.

Untungnya, bagian daging buah  yang dapat dimakan dari buah-buahan ini mengandung jumlah senyawa racun yang jauh lebih rendah dari yang terkandung di dalam biji atau lubang bagian tengahnya.

Masih menurut CDC, meski tubuh kita bisa mengatasi racun sianida dalam dosis sangat rendah, sebaiknya kita menghindari makan bagian buah atau tumbuhan yang mengandung senyawa racun. Misalnya, makanlah hanya daging buah apel dan buang bagian tengah serta bijinya.

Cara lain menghindari efek sianida adalah dengan mengolah makanan dengan cara yang tepat sebelum dimakan.

Sebagai contoh, kacang lima mentah mengandung linamarin. Linamarin adalah suatu senyawa yang ketika dikonsumsi lalu terurai di dalam tubuh akan diubah menjadi hidrogen sianida. Memasak kacang lima selama 10 menit sudah cukup untuk membuatnya aman dikonsumsi.

Atau kacang merah mentah yang mengandung racun phytohaemagglutinin. Ini juga bisa  dinetralisir dengan cara memasaknya pada suhu didih selama 10 menit. Memasak kacang merah di bawah suhu didih bisa melipatgandakan kandungan racun.

Di dalam 1.000 mikrogram vitamin B12 suplemen sianokobalamin mengandung 20 mikrogram sianida.

Namun, menurut ahli gizi Jack Norris dari AS, jumlah sianida di dalam sianokobalamin, secara fisiologis aman dikonsumsi. Mikrogram adalah jumlah yang sangat kecil  dibandingkan miligram. Ada 1.000 mikrogram di dalam satu miligram sehingga  jumlah sianida di dalam suplemen B12  masih jauh di bawah dosis yang bisa dikatakan beracun.

Sianida akan bereaksi lebih cepat jika dihirup dan karena itu lebih berbahaya. Menghirup gas sianida, terutama di ruang yang berventilasi buruk, memiliki potensi bahaya terbesar.

Umumnya, eksposur mematikan  sianida adalah hasil  dari kecelakaan alias perbuatan tidak disengaja atau bisa juga tindakan yang disengaja. Karena sifat racunnya yang sangat cepat,  sianida umum  digunakan dalam aksi terorisme dan pembunuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com