Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/01/2016, 20:55 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kematian Wayan Mirna Salihin (27) masih menjadi tanda tanya. Namun, kepolisian menduga Mirna keracunan sianida setelah meminum kopi yang mengakibatkan ia kejang-kejang, hilang kesadaran, hingga kemudian meninggal dunia. Lantas, apa itu sianida dan bagaimana reaksi tubuh jika keracunan sianida?

Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan jika masuk ke dalam tubuh.

Sianida biasanya dalam bentuk hidrogen sianida, yaitu cairan tidak berwarna atau menjadi berwarna biru pucat pada suhu kamar.

"Hidrogen sianida sangat mudah masuk ke dalam saluran pencernaan, dan dalam dosis besar dapat sangat fatal akibatnya," ujar Tjandra, Senin (11/1/2016).

Dalam dosis tinggi, sianida akan sulit dikeluarkan oleh tubuh dan langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Jika sianida masuk melalui sistem pencernaan, seperti lewat makanan atau minuman, kadar tertinggi sianida akan ditemukan di hati.

Tjandra mengatakan, keracunan sianida tentu akan merusak sistem kardiovaskular. "Bisa terjadi peningkatan resistensi vaskuler, tekanan darah di dalam otak, sistem pernapasan, dan sistem susunan saraf pusat. Sistem endokrin biasanya juga terganggu pada keracunan kronik sianida," jelas Regional Coordinator di WHO South East Asia Regional Office itu.

Menurut Tjandra, efek keracunan sianida bisa terjadi sangat cepat atau hanya dalam hitungan menit bisa menyebabkan kematian.

Adapun gejala awal keracunan sianida antara lain sesak napas, sakit kepala, serta perubahan perilaku, seperti cemas, agitasi, dan gelisah. Orang yang keracunan sianida juga akan banyak keluar keringat sehingga terasa gerah, warna kulit kemerahan, tubuh melemah, hingga mengalami vertigo.

Tanda lainnya, ketika sianida sudah menyebabkan penekanan pada susunan saraf pusat, orang yang keracunan bisa mengalami tremor, aritmia jantung, kejang-kejang, koma, penekanan pada pusat pernapasan, gagal napas, dan detak jantung berhenti.

Tjandra mengungkapkan, sianida sebenarnya dapat ditemukan dalam dosis rendah di alam maupun produk makanan. Sianida dapat dihasilkan oleh bakteri, jamur, dan ganggang. Sianida juga terkandung dalam asap rokok, asap kendaraan bermotor, hingga asap industri tambang.

Namun, dalam dosis sangat rendah, sianida yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi tiosianat sehingga lebih aman dan dapat diekskresikan atau dikeluarkan dari tubuh.

Kompas TV Sejarah Penggunaan Racun Sianida
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau