Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seks Pra-nikah Bisa Jadi Cara Penularan Infeksi Seksual

Kompas.com - 13/02/2016, 11:00 WIB
Michael Metekohy

Penulis

KOMPAS.com - Momen Valentine kerap dijadikan alasan untuk melakukan seks pra-nikah di kalangan remaja. Perilaku seperti ini bisa jadi ajang penularan penyakit menular seksual dan masalah seputar organ reproduksi.

Psikolog dari Rumah Sakit Pondok Indah, Roslina Verauli, M.Psi, mengatakan bahwa hal tersebut sudah jadi topik bahasan sejak lama. Fenomena ini bisa dicegah dengan memberi pendidikan seks yang benar sejak dini.

Pengetahuan yang kurang mengenai seks menyebabkan salah persepsi. Banyak remaja yang belum bisa membedakan cinta, seks, dan pacaran. Akibatnya, banyak yang menganggap seks merupakan manifestasi dari cinta.

“Para orangtua tak perlu merasa khawatir atau tabu. Pendidikan seks tak melulu soal bagaimana melakukan seks. Dalam pendidikan seks ini terdapat nilai moral, etika, dan risiko medis jika melakukan seks pra-nikah atau seks bebas,” papar psikolog yang akrab dipanggil Verauli ini.

Terkait medis, Dr Heru Oentoeng M.Repro, Sp.And dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk mengatakan bahwa masalah reproduksi mengintai para pelaku seks bebas. Hal yang paling sering adalah penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, gonorea, atau herpes. Apesnya, sering kali masalahnya terdeteksi bertahun-tahun kemudian, yang artinya butuh waktu dan usaha lebih untuk disembuhkan.

Seperti yang dialami Tina (24) yang bermasalah dengan rahimnya akibat keguguran pada usia muda. Ia sempat hamil di luar nikah pada usia 16 tahun. Keguguran itu disebabkan oleh herpes, salah satu penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kini, ia harus siap menjalani terapi medis jika ingin hamil lagi.

“Saat itu tak mengerti benar soal seks. Pokoknya hanya mengikuti kata teman dan pacar. Akhirnya hamil dan keguguran,” ujar wanita yang berkantor di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, ini.

Ia mengaku tak pernah mendapat pendidikan seks yang benar. Informasi yang ia dapat hanya dari internet berupa konten dewasa dan obrolan teman sepermainan.

“Di rumah juga tabu untuk bicara seks. Jangankan membahas detail, bertanya bagaimana wanita bisa hamil saja bisa kena tegur,” kata Tina.

“Pemahaman mengenai seks dan organ reproduksi itu harusnya diberikan sejak dini. Jika seseorang memahami hal tersebut dengan baik, maka ia akan lebih menghargai diri sendiri serta lebih mampu bertahan dari godaan berperilaku negatif,” imbuh Verauli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau