Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2016, 19:55 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Mohon angkat tangan jika pasangan pernah menyikut Anda, karena dia merasa terganggu dengan suara dengkur Anda. Silakan angkat tangan juga, jika pasangan bahkan pernah menampar Anda karena kedapatan berhenti bernapas ketika tidur.

Para peneliti dari University of Saskatchewan menanyakan dua hal di atas kepada 124 pasien yang dicurigai menderita gangguan tidur.

Mereka menamakan tes ini: tes sikut karena alasan yang sudah jelas; pasangan Anda sudah sangat terganggu dengan gangguan tidur yang Anda derita, sehingga merasa perlu menyikut Anda agar terbangun.

Pertanyaan ini diberikan sebelum pasien disarankan menjalankan pemeriksaan polysomnogram, sejenis tes untuk mendiagnosa gangguan tidur.

Pasien yang menjawab 'ya' untuk salah satu atau kedua pertanyaan di atas cenderung mendapatkan nilai indeks sleep apnea lebih tinggi dari yang menjawab 'tidak'. Artinya, mereka yang menjawab ya, hampir bisa dipastikan menderita setidaknya sleep apnea tingkat ringan.

Sleep apnea bukanlah sesuatu yang bisa dipandang ringan. Selain penderitanya kerap mengalami berhenti napas di tengah malam, yang mana ini menyeramkan, sleep apnea juga terbukti menjadi salah satu pemicu tekanan darah tinggi.

Statistik menunjukkan, 80 persen penderita sleep apnea tidak mengetahui gangguan yang dimilikinya itu.

Selain mendengkur, sleep apnea memiliki gejala-gejala lain. Gejala-gejala itu terlihat atau terasa lebih nyata pada wanita dibanding pada pria.

Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini, segera berkonsultasi ke dokter untuk memastikan apakah gangguan tidur seperti sleep apnea yang jadi penyebabnya.

1. Tingkat energi rendah atau lelah sepanjang hari meski waktu tidur Anda sudah mencukupi yaitu 7-8 jam sehari.
2. Tidak mampu berkonsentrasi.
3. Sakit kepala di waktu pagi.
4. Bangun tidur dengan haus atau tenggorokan kering.
5. Mudah sedih atau marah, suasana hati tidak stabil.
6. Depresi.
7. Tekanan darah tinggi.

Saat terbangun tengah malam, sistem saraf simpatetik akan mendorong kadar adrenalin naik, menyebabkan tekanan darah ikut naik. Jika hal ini sering terjadi atau terjadi setiap malam, tekanan darah akan tinggi sepanjang hari.

Naiknya adrenalin akan meningkatkan kadar gula darah dan kolesterol, memperbesar risiko Anda terkena serangan jantung dan stroke. Demikian penjelasan dari Steven Y. Park, MD, seorang otorhinolaryngologist and dokter spesialis gangguan tidur dari Montefiore Medical Center di New York.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau