JAKARTA, KOMPAS.com - Kebiasaan mengorok atau mendengkur saat tidur sering kali dianggap sepele. Padahal, mengorok bisa jadi salah satu tanda Anda memiliki sleep apnea. Sleep apnea merupakan gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur. Napas Anda bisa berhenti sesaat ketika tidur.
"Sebagian besar orang yang sleep apnea, tidurnya mengorok," ujar dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
Dalam kasus Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang cukup banyak dijumpai, henti napas saat tidur bisa terjadi minimal 10 detik dan lebih dari lima kali dalam satu jam saat tidur. Bahayanya, saat napas berhenti, seluruh tubuh akan kekurangan oksigen.
"Pada fase berhenti, udara ke paru-paru akan berhenti, oksigen berkurang di tubuh, termasuk ke jantung dan otak," lanjut Agus.
Normalnya, ketika oksigen berkurang saat tidur, seseorang akan terbangun dari tidurnya di malam hari.
Saat terbangun, biasanya ada rasa seperti tercekik, pusing, hingga ingin buang air kecil. Selain itu, gejalanya pada siang hari antara lain cepat merasa lelah, rasa kantuk berlebihan, dan lemas.
Agus menambahkan, salah satu faktor risiko sleep apnea adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Dalam disertasinya mengenai sleep apnea, Agus menemukan sebanyak 52 persen dari sejumlah orang Indonesia dengan berat badan berlebih yang ditelitinya, mengalami sleep apnea.
Faktor risiko lainnya, yaitu kebiasaan merokok, memiliki lingkar leher terlalu lebar, kelainan saluran napas atas, hingga memiliki penyakit paru kronik seperti asma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.