Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inseminasi, Metode Kehamilan Bagi Pria dengan Gangguan Sperma

Kompas.com - 18/02/2016, 16:00 WIB
KOMPAS.com - Inseminasi intra uterine merupakan salah satu metode reproduksi berbantu bagi pasangan yang sulit mencapai kehamilan dengan cara alami.

Inseminasi dilakukan dengan cara menyuntikkan sel sperma ke dalam rongga rahim. Menurut penjelasan dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG dari Klinik Yasmin RSCM Jakarta, inti dari metode ini adalah memperpendek jarak tempuh sperma ke sel telur.

"Pada pria yang jumlah sel spermanya sedikit, bentuknya ada gangguan, atau sperma yang aktifnya hanya pas-pasan, perjalanan dari vagina sampai ke pangkal tuba falopi bisa sangat jauh. Jadi inseminasi ini untuk membuat sperma berada sedekat mungkin dengan sel telur," katanya.

Dengan inseminasi, sel sperma yang sudah dicuci dan dipilih yang terbaik akan dimasukkan ke rongga rahim menggunakan kateter halus. Proses tersebut dilakukan saat wanita berada dalam masa subur.

Pasangan suami istri yang ingin melakukan prosedur ini sebelumnya diwajibkan melakukan pemeriksaan infertilitas. Permasalahan infertilitas yang dialami para pasangan beragam.

Pada perempuan, masalah itu bisa berupa tidak terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur, selaput penyelubung sel telur yang terlalu kental sehingga sulit ditembus sperma, hingga vaginismus (sakit saat berhubungan intim).

Sementara pada pria, masalah itu dapat berupa gerakan sperma yang lambat, jumlah sperma yang kurang (normalnya sperma berjumlah 15 juta per cc), juga bentuk sperma yang tidak normal, sehingga tidak dapat membuahi sel telur.

"Pada wanita yang mengalami vaginismus caranya lebih sederhana, dalam kondisi di bius sel sperma suaminya ditumpahkan ke vagina karena penetrasi seksual tidak memungkinkan," ujarnya.

Tidak semua pasangan bisa melakukan inseminasi. "Kalau kedua saluran telurnya tersumbat atau sel spermanya tidak ada, maka tidak bisa," kata dokter yang ahli di bidang fertilitas ini.

Peluang kehamilan dengan metode ini sekitar 8-15 persen. Lebih kecil dibandingkan metode bayi tabung yang mencapai 30 persen. Namun, metode ini bisa menjadi pilihan bagi pasangan yang sudah lama merindukan momongan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com