Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2016, 21:15 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Vagina adalah organ tubuh yang mandiri, karena bisa membersihkan dan merawat dirinya sendiri. Cairan yang keluar dari vagina adalah hasil dari pembersihan di dalam organ kewanitaan Anda. Setiap hari, Anda cukup membersihkan area luarnya saja.

Raquel Dardik, MD, profesor kebidanan dan kandungan di NYU Langone Medical Center mengatakan, "Meski mandiri dan tergolong organ tubuh yang kuat dan elastis, bukan berarti Anda bisa memerlakukannya dengan cara yang salah."

Dardik mengatakan hal ini sebab masih ada wanita yang merawat dan memerlakukan organ intimnya dengan cara yang salah, seperti empat contoh di bawah ini.

 

1. Mengobati diri sendiri
Krim atau obat yang dijual bebas di pasaran tidak dianjurkan untuk mengobati infeksi jamur pada vagina.

"Anda juga tidak dianjurkan mengobatinya dengan obat buatan sendiri seperti bawang putih atau sari pohon teh," kata Dardik.

Dardik pernah menangani pasien luka bakar akibat zat kimia karena pasien itu mengikuti saran yang didapatnya dari Internet ini.

"Bahan kimia yang terbakar dalam vagina bukan sesuatu yang saya harapkan terjadi pada siapa pun," kata Dardik. Temui dokter dan jaga area kebersihan area intim Anda adalah cara terbaik mengatasi infeksi jamur.

 

2. Memasukkan benda asing yang tidak higienis
Anda sudah tahu apa yang diizinkan untuk masuk ke dalam vagina, yaitu tampon, organ intim pasangan, pelumas yang direkomendasikan dokter dan mungkin sex toys.

Tapi, semua itu baru boleh ada di dalam vagina Anda jika dalam keadaan bersih. Misalnya sex toy, harus dicuci dan disucihamakan. Tampon harus yang baru, dan lain sebagainya.

Segala sesuatu yang lain, apalagi yang bersifat aneh seperti buah pisang atau mentimun dan benda-benda tidak higienis, sebaiknya dijauhkan dari dalam organ kelamin Anda karena bisa menyebabkan iritasi, perlukaan dan infeksi.

 

3. Terlambat mengganti pembalut
Idealnya, Anda mengganti pembalut setiap 4-8 jam sekali. Pastikan Anda memilih tampon atau pembalut dengan daya serap yang sesuai dengan volume darah yang keluar. Misalnya, tampon junior atau reguler saat darah yang keluar tidak terlalu banyak.

Menggunakan tampon berdaya serap tinggi di saat hanya sedikit darah yang keluar, dapat meningkatkan risiko toxic shock syndrom (TSS), menurut situs kesehatan Medicine Net.

TSS sangat jarang terjadi tapi bisa mematikan. TSS disebabkan oleh bakteri yang bisa mengeluarkan toksin atau racun. Ketika tubuh tidak bisa melawan racun itu, imun tubuh akan bereaksi dan terjadilah TSS.

 

4. Membersihkan dengan douche
Telah lama douche tidak dianjurkan untuk membersihkan vagina. "Produk douche merusak microbiome vagina, sehingga lebih rentan terhadap infeksi," kata Constance Young, MD, asisten profesor di departemen kebidanan dan kandungan Columbia University Medical Center.

Seperti disebutkan di atas, vagina mampu membersihkan bagian dalam dirinya sendiri. Metode douche yang memasukkan cairan pembersih ke dalam vagina, sama sekali tidak diperlukan karena justru merusak flora dan keseimbangan vagina.

Sekali lagi, Anda cukup membersihkan bagian luar vagina (labira mayora dan manora) dengan cairan khusus ber-pH seimbang dan air bersih setiap hari sebanyak 1-2 kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com