KOMPAS.com — Hasil sebuah studi baru menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara kuman tertentu yang ditemukan di mulut dan risiko kanker pankreas.
"Kami mengidentifikasi dua jenis bakteri yang berhubungan dengan risiko lebih tinggi terhadap kanker pankreas dan di masa lalu dikaitkan dengan penyakit seperti periodontitis atau radang gusi," ujar pemimpin penelitian, Jiyoung Ahn, seorang profesor kesehatan masyarakat di NYU Langone Medical Center, New York.
Ahn menekankan bahwa timnya hanya menemukan sebuah asosiasi dan "tidak bisa mengatakan jika bakteri ini menyebabkan kanker".
Menurut para peneliti, ada satu strain bakteri mulut yang dikaitkan dengan kenaikan risiko kanker pankreas sebesar 59 persen lebih tinggi pada orang yang membawanya, juga dengan risiko kanker 119 persen lebih tinggi.
Angka-angka itu mencerminkan risiko seseorang terkena kanker pankreas dibandingkan dengan orang yang tanpa bakteri.
The National Cancer Institute (NCI) mengatakan, karena sering didiagnosis pada tahap lanjut, kanker pankreas memiliki tingkat kematian sangat tinggi.
Pankreas bertugas memproduksi cairan pencernaan dan hormon, seperti insulin, yang membantu mengontrol gula darah. Faktor yang berisiko memunculkan kanker pankreas, menurut NCI, antara lain merokok, obesitas, riwayat diabetes, dan riwayat penyakit keluarga.
Untuk studi selama 10 tahun ini, para peneliti menguji sampel lisan yang diambil dari 361 peserta yang sehat pada awal studi, tetapi kemudian menderita kanker pankreas.
Para peneliti membandingkan sampel ini dengan 371 relawan yang tidak menderita kanker pankreas selama jangka waktu tersebut.
Bagaimana mungkin infeksi bakteri di mulut meningkatkan risiko kanker pada organ lain? Ahn berspekulasi bahwa orang-orang yang membawa kuman ini mungkin rentan terhadap inflamasi yang telah lama dikaitkan dengan munculnya kanker.
Ahn menambahkan bahwa pada masa depan, para ilmuwan mungkin juga mengembangkan antibiotik atau probiotik untuk mengontrol bakteri mulut.
Asisten Divisi Penelitian Klinis di Fred Hutchinson Cancer Research Center, Seattle, dr Andrew Coveler, menekankan bahwa hasil dari studi kecil ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Masih belum jelas apakah bakteri adalah benar penyebab atau menunjukkan gejala kanker pankreas," katanya.
"Bahkan, jika bakteri adalah penyebabnya, masih belum diketahui apakah ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk mengubah bakteri ini," tambahnya.
Coveler mencatat bahwa saat ini tidak ada tes yang efektif untuk kanker pankreas.
Gejala kanker pankreas sering sulit dideteksi. Operasi pengangkatan semua atau sebagian dari pankreas adalah satu-satunya "pengobatan yang berpotensi kuratif".
Untuk menindaklanjuti penelitian mereka, Ahn dan rekan-rekannya sedang merekrut pasien dan mengumpulkan sampel bedah jaringan pankreas untuk melihat kemungkinan bakteri mulut bisa berpindah ke pankreas.
Penemuan ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Association for Cancer Research di New Orleans. Temuan ini dipandang sebagai temuan awal sampai diterbitkan dalam jurnal peer-review.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.