KOMPAS.com - Ada beberapa pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya untuk bekerja di malam hari atau shift malam, di antaranya pekerja medis dan industri media. Bekerja saat orang tidur dan tidur saat orang-orang bekerja memang memiliki risiko lebih besar terkena berbagai macam penyakit dibanding mereka yang bekerja pagi hari.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings dari National Academy of Sciences, mengungkapkan, shift malam lebih berisiko memengaruhi otak pekerja wanita dibandingkan pekerja pria.
Hal tersebut dipengaruhi oleh efek sirkadian, siklus biologis selama 24 jam, yang memengaruhi kinerja otak secara signifikan lebih kuat pada wanita dibandingkan pada pria, sehingga wanita lebih mengalami gangguan kognitif setelah melakukan shift malam.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti membandingkan fungsi otak para peserta, yang terdiri atas 16 pria dan 18 perempuan selama 28 jam dalam lingkungan yang terkendali tanpa siklus pencahayaan alami.
“Hasil temuan ini signifikan berhubungan dengan pekerjaan, defisit kognitif, dan perubahan suasana hati,” ujar Nayantara Santhi, salah satu peneliti dari Universitas of Surrey.
Selain itu, shift malam juga dapat menyebabkan penurunan kemampuan mental, seperti perhatian, kontrol motorik, dan memori kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.