KOMPAS.com - "Usia kelahiran yang terlambat pada minggu ke-41, disebut juga dengan late term, memang kerap dihubungkan dengan risiko kesehatan neonatal yang lebih tinggi," kata Dr. David N. Figlio dari Northwestern University, Evanston, Illinois kepada Reuters Health.
Walau ada risiko kesehatan yang lebih tinggi, kelahiran terlambat dinilai justru memiliki manfaat kognitif, kata studi baru yang diterbitkan dalam JAMA Pediatrics tersebut. Anak-anak yang lahir terlambat kemungkinan menjadi lebih berprestasi dan berbakat di sekolah.
Untuk melihat hasil tersebut, Dr. Figlio dan tim peneliti melibatkan anak- anak usia 8 hingga 15 tahun, kelahiran antara tahun 1998 hingga 2013, dalam Florida Comprehensive Assessment Test (FCAT).
Ada 320.000 anak yang lahir lebih awal atau early term, 720.000 anak yang lahir tepat waktu atau full term, dan 120.000 anak yang lahir terlambat atau late term. Mereka juga melihat kemungkinan anak-anak diklasifikasikan sebagai anak berbakat oleh Florida Department of Education.
Peneliti menemukan hasil, bayi-bayi yang lahir terlambat memiliki nilai tes yang lebih tinggi, persentase yang lebih besar untuk menjadi anak yang berbakat, serta sedikit kemungkinan memiliki kemampuan kognitif yang kurang.
"Walau demikian, sebuah studi statistik hanyalah salah satu bukti bahwa calon orangtua perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk melahirkan," kata Dr. Figlio.
"Dokter memiliki sejumlah informasi tentang kesehatan ibu dan janin di setiap usia kehamilan tertentu. Ada alasan kuat mengapa bayi dilahirkan pada 39 atau 40 minggu ketimbang yang lahir pada 41 minggu. Tentu, selain manfaat kognitif, orangtua juga perlu memikirkan tentang risiko kesehatan bila bayi dilahirkan terlambat."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.