Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Terlambat Jalan Pengaruhi Kemampuan Kognitifnya?

Kompas.com - 28/06/2016, 14:11 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Fox News

KOMPAS.com - Bayi yang mulai berdiri dan berjalan paling lambat ketimbang bayi lainnya, dinilai memiliki lebih banyak tantangan dalam menguasai keterampilan kognitif atau daya adaptif pada saat mereka berada di prasekolah ketimbang rekan-rekan mereka yang berdiri dan berjalan cepat, sebuah studi AS menunjukkan.

Dengan kata lain, perkembangan milestones motorik bayi, memiliki hubungan dengan keterampilan kognitifnya kelak.

Kebanyakan bayi akan mulai berdiri dengan berpegangan pada usia sembilan bulan dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan sekitar 12 bulan, serta akan mulai berjalan pada usia yang sama atau 1-2 bulan setelahnya, menurut Pusat AS untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Secara keseluruhan, sekitar 600 bayi yang dilibatkan dalam penelitian, mulai berdiri dengan berpegangan pada usia 8,9 bulan.

Bayi yang belum menunjukkan tanda-tanda mampu berdiri walau dengan bantuan hingga usia 11 bulan, didapati memiliki skor keterampilan kognitif dan adaptif yang lebih rendah saat menjalani tes prasekolah pada usia 4 tahun, studi ini menemukan.

"Walau ada hubungan antara perkembangan motorik bayi dan kemampuan kognitif, namun bukan berarti anak mengalami gangguan, hanya saja lebih lambat dalam mengusai kemampuan tertentu, seperti kemampuan mengingat dan kecepatan memahami sesuatu," kata peneliti senior Edwina Yeung dari National Institute of Child Health and Human Development.

Salah satu keterbatasan dari penelitian ini adalah bahwa sejumlah besar ibu dan bayi tidak muncul selama kunjungan klinik penelitian, para peneliti mencatat dalam jurnal Pediatrics.

Menanggapi penelitian ini, Eliza Nelson, seorang peneliti di Florida International University yang tidak terlibat dalam penelitian ini menekankan, orangtua harus mengartikan penelitian lebih hati-hati. Sebab, tidak ada satu ukuran cocok untuk semua pola perkembangan motorik anak.

“Anak-anak tidak selalu lebih pintar saat perkembangan motorik mereka cepat. Perkembangan motorik anak jelas berbeda-beda, selama masih dalam rentang yang sehat, semua akan baik-baik saja,” tambah Jana Iverson, seorang peneliti psikologi di University of Pittsburgh yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini.

Hanya saja, kemampuan berdiri dan berjalan memang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa, karena bayi dapat berkomunikasi lebih banyak dengan semakin banyaknya objek yang dapat mereka gapai,” kata Iverson.

“Duduk dan merangkak juga mengubah cara bayi memahami dunia di sekitar mereka.”

Walau begitu, orangtua dapat menggunakan tonggak keterampilan motorik ini sebagai kesempatan untuk membantu anak-anak untuk mencapai perkembangan bahasa dan keterampilan kognitif yang baik.

"Misalnya saja, jika bayi merangkak ke sisi ruangan untuk menggapai sebuah objek, berbicaralah dengannya tentang hal tersebut, atau jika bayi berdiri sambil memegang mainan, segera buat kontak mata lalu komentari mainan tersebut. Hal ini perlu dilakukan orangtua atau pengasuh agar bayi belajar komunikasi dan sosialisasi sedini mungkin," kata Iverson.

"Jenis-jenis komunikasi yang kaya juga mempengaruhi perkembangan kognitif dan bahasa bayi dengan cara yang positif," tambah Iverson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau