Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2016, 07:50 WIB

KOMPAS.com - Obat pereda nyeri dan batuk jenis codein kini dilarang digunakan untuk anak. Selain tidak efektif, obat ini juga bisa menyebabkan efek samping fatal.

Rekomendasi tersebut disampaikan oleh ikatan dokter anak di Amerika Serikat (American Academy of Pediatrics).

Codein sebenarnya merupakan obat yang sudah lama diresepkan dokter. Obat ini juga sering dipakai untuk menghilangkan nyeri pascaoperasi pengangkatan amandel dan adenoid.

Dalam beberapa tahun terakhir dilaporkan kasus gangguan pernapasan berat hingga menyebabkan kematian pada beberapa anak di AS.

Kajian terbaru dari badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) mengungkap, ada 64 kasus anak mengalami napas yang lambat dan 24 kematian terkait obat ini, termasuk 21 kematian pada anak berusia kurang dari 12 tahun.

Secara umum, efek samping fatal dari obat ini ditemukan pada anak kecil yang mendapat kombinasi codein dan asetaminofen setelah operasi. Anak yang obesitas atau yang sering menderita gangguan pernapasan di malam hari juga beresiko mengalami efek samping serius dari codein.

Menurut para dokter, sebenarnya tidak ada bukti kuat yang menunjukkan obat ini efektif.

"Kami sangat yakin tak ada alasan mengapa harus menggunakan codein," kata Dr.Joseph Tobias, ketua peneliti yang juga anggota American Academy of Pediatrics.

Salah satu hal yang menjadi masalah adalah cara codein diproses dalam tubuh. Obat ini diubah oleh liver menjadi morfin yang bisa mengurangi rasa nyeri. Tetapi perbedaan genetik bisa memicu liver membentuk terlalu banyak atau terlalu sedikit morfin.

Bila jumlahnya terlalu sedikit berarti obat ini tidak bekerja efektif. Sebaliknya, jika berlebihan akan berbahaya karena menyebabkan napas menjadi lambat, bahkan kematian.

Pada tahun 2013, FDA sudah mewajibkan perusahaan farmasi untuk mencantumkan peringatan keras pada obat ini dan menyarankan dokter tidak lagi memberi anak codein setelah operasi pengangkatan amandel.

Sebagian besar rumah sakit di AS juga sudah menyarankan dokter untuk berhenti meresepkan obat ini.

"Opioid seharusnya tidak diresepkan untuk obat batuk, demikian juga obat opioid oral lainnya seperti oxycodone dan hydrocodone yang bisa digunakan untuk anak," kata Dr.Constance Houck, peneliti dari Rumah Sakit Anak Boston.

Orangtua juga perlu berhati-hati memberi obat pada anak. Apalagi memberi obat flu dan batuk yang dijual bebas yang mengandung codein di dalamnya tanpa konsultasi dengan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau