KOMPAS.com - Anggapan bahwa udara dingin membuat tubuh rentan tertular penyakit diyakini banyak orang di banyak negara. Namun, para ahli mengatakan bahwa mitos tersebut keliru.
Penelitian menunjukkan, kita memang merasakan gejala-gejala salesma (common cold), baik nyata atau sugesti, saat kedinginan. Padahal, suhu udara sendiri sebenarnya tak membuat kita gampang terinfeksi kuman.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine tahun 1968 ditunjukkan apa yang terjadi ketika orang yang kedinginan terpapar rhinovirus (virus penyebab flu).
Saat relawan menggigil kedinginan di ruangan yang sangat dingin atau mandi es, ternyata mereka tidak lantas menjadi sakit setelah menghirup kuman penyebab salesma dibandingkan dengan saat berada di ruangan yang suhunya nyaman.
Udara dingin juga tidak terbukti membuat perbedaan berarti dalam periode pemulihan dari flu. Bahkan, di tahap awal berada di udara dingin justru membantu penyembuhan.
Para ahli memang belum dapat mengetahui dengan jelas bagaimana udara yang dingin berpengaruh pada paparan kuman.
Penelitian menunjukkan ada dua kuman penyebab salesma, rhinovirus dan coronavirus, tumbuh sumbur di udara dingin. Selain itu, flu juga menyebar dengan cepat di udara yang dingin dan kering.
Dugaan lain, flu juga lebih rentan merebak di cuaca dingin karena biasanya orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, berinteraksi lebih dekat, sehingga penularan kuman jadi mudah terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.