KOMPAS.com - Suka selfie? Anda pasti pernah mencoba atau bahkan sering menggunakan fitur "beauty" pada kamera ponsel pintar atau smartphone. Fitur "beauty" bisa membuat wajah seseorang lebih cerah dan mulus saat selfie.
Tapi ternyata, adanya fitur-fitur di kamera ponsel yang mendukung penampilan pun tak cukup membuat sejumlah orang puas dengan hasil fotonya.
Para peneliti menduga, kegemaran selfie akhirnya memicu seseorang untuk melakukan operasi plastik. Mereka memilih operasi plastik agar bisa tambil lebih sempurna saat selfie.
Buktinya, berdasarkan data British Association of Aesthetic Plastic Surgeons dan (BAAPS) tahun 2015, terjadi peningkatan 16 persen terhadap prosedur operasi plastik di sekitar wajah dan leher.
Menurut para ahli, peningkatan itu terjadi seiring meningkatnya fenomena narsis dengan selfie. Selfie membuat seseorang lebih mudah memerhatikan wajahnya.
Ketika ada bagian wajah atau tubuh yang dianggap memperburuk hasil foto, mereka pun akan berusaha memperbaikinya.
Ada pula yang merasa gambar dirinya selalu buruk di kamera smartphone. Kondisi ini juga dikenal dengan digital dysmorphia. Namun, beberapa kamera smartphone juga dituding dapat mendistorsi gambar seseorang di foto sehingga terlihat buruk.
Operasi plastik yang mengalami peningkatan drastis yaitu pada bagian dagu. Banyak wanita yang menjalani operasi plastik untuk menghilangkan kelebihan lemak di bawah dagu.
Kelebihan lemak itu membuat dagu terlihat berlipat ganda saat difoto. Mereka ingin garis rahang terlihat lebih tegas, sehingga mendapat pujian dari banyak orang.
Seorang pasien bernama Michelle Couture dari Florida pun mengaku lemak di daerah bawah dagunya telihat jelas saat ia mengambil foto selfie.
Ibu berusia 35 tahun itu mengatakan, pasca-melahirkan ia telah banyak kehilangan berat badan, akan tetapi hanya lemak di bawah dagunya yang tidak hilang.
Menurut dokter Preema Vig, fenomena ini juga didukung dengan adanya media sosial. Ketika foto selfie dipublikasikan di media sosial, mereka ingin terlihat sempurna di mata orang lain. Mereka bisa merasa tertekan jika ada kritik buruk terhadap fotonya.
Para dokter bedah plastik juga tak membantah adanya peningkatkan permintaan operasi plastik pada daerah wajah dan leher.
Seorang dokter bedah plastik, John Grossman mengungkapkan telah menangani puluhan pasien setiap minggunya untuk operasi di bagian bawah dagu atau sekitar leher.
Ahli bedah estetika di Amerika Serikat juga menyadari fenomena selfie telah menyebabkan peningkatan jumlah pasien yang ingin operasi plastik di bagian wajah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.