JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit kulit psoriasis hingga kini belum diketahui pasti penyebabnya. Penyakit ini bersifat menahun ,sehingga akan diderita pasiennya seumur hidup karena belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Umumnya, psoriasis berupa bercak-bercak kemerahan dan bersisik di sejumlah bagian tubuh.
Kepala Divisi Dermatologi Pediatrik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSCM/FKUI, dr. Githa Rahmayunita mengatakan, ada beberapa faktor risiko yang diduga memicu psoriasis. Pertama, yaitu faktor genetik. Sekitar 30 persen pasien memiliki riwayat keluarga yang terkena psoriasis.
Kemudian, faktor kekebalan tubuh. Psoriasis juga disebut penyakit autoimun, yaitu ketika terjadi stimulasi kekebalan tubuh pada kulit yang menyebabkan peradangan, lalu merangsang pembelahan sel kulit secara berlebihan.
"Normalnya, sel kulit membelah dari bawah naik ke atas dalam waktu 21-28 hari. Kalau psoriasis bisa 3-5 hari, sehingga sangat cepat. Dipicu oleh proses inflamasi," kata Githa dalam acara peringatan Hari Psoriasis Sedunia di Jakarta, Sabtu (29/10/2016).
Selain itu, faktor lingkungan juga bisa memicu psoriasis, misalnya pasien mengalami infeksi bakteri streptococcus, cedera fisik, konsumsi obat-obatan, seperti klorokuin, dan stres. Faktor lingkungan ini bisa mencetuskan munculnya psoriasis.
Selain itu, ada pula yang mengaitkan psoriasis dengan sindrom metabolik, seperti obesitas, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Untuk itu, biasanya dokter kulit akan menanyakan riwayat penyakit pasien sebelum melakukan diagnosis dan pengobatan.
Githa mengungkapkan, sekitar 50 persen pasien psoriasis juga bisa mengalami remisi atau fase membaik dari penyakitnya. Misalnya, bercak-bercak merah di kulit menghilang, tetapi sebenarnya tidak hilang sepenuhnya. Setelah itu, psoriasis bisa kambuh kembali tanpa sebab yang jelas.
Ketua Psoriasis Nusantara, dr. Danang Tri Wahyudi, SpKK menambahkan, untuk mencegah kekambuhan atau keparahan penyakit bisa dengan menghindari faktor pencetus psoriasis tadi. Dimulai dengan gaya hidup sehat dan menghindari stres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.